Atasi Macet, Jogja Bangun Jembatan Rp 12 Miliar

Pemerintah Kota Yogyakarta akan segera melaksanakan pembangunan fisik Jembatan Kleringan yang ditujukan untuk memecah kepadatan arus lalu lintas di Jalan Malioboro, khususnya saat memasuki masa libur panjang.
"Kami sedang melakukan persiapan pembangunan Jembatan Kleringan dan masih menunggu Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk bisa memulai pekerjaan," kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta Toto Suroto di Yogyakarta, Kamis (2/6).
Menurut dia, SPMK tersebut akan turun setelah kontrak ditandatangani oleh pejabat pembuat komitmen pada pekerjaan yang menelan dana sekitar Rp 12 miliar tersebut.
Ia berharap, pekerjaan pembangunan jembatan tersebut dapat berlangsung sesuai target yaitu enam bulan sehingga dapat diselesaikan sebelum akhir tahun.
"Harapan kami, pihak ketiga yang memenangkan lelang pembangunan fisik jembatan juga bekerja secara serius. Apalagi, Pemerintah Provinsi DIY juga memiliki andil dalam pembiayaannya," katanya.
Toto meyakini, proses pembangunan Jembatan Kleringan tersebut dapat berlangsung dengan cepat, karena pihak ketiga akan memanfaatkan beton cetak sehingga tinggal melakukan pemasangan.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengendalian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Edy Muhammad membenarkan sudah melimpahkan hasil pelelangan fisik pembangunan Jembatan Kleringan kepada Dinas Kimpraswil.
Pemenang lelang pembangunan fisik Jembatan Kleringan berasal dari Pati, Jawa Tengah, karena bersikap responsif, seperti memenuhi syarat administrasi, seleksi teknis, evaluasi biaya, dan koreksi aritmatik terendah.
"Pemenang lelang tidak didasarkan pada harga penawaran terendah saja. Kami juga melakukan evaluasi terhadap latar belakang penawar," katanya yang menyebut terdapat 13 perusahaan yang mengikuti pelelangan fisik.