Sesungguhnya kasus perselingkuhan (zina) tidak hanya berdampak buruk bagi kedua pelaku saja, pria dan wanita. Tetapi berdampak panjang turun temurun sampai ke anak cucu dan merembet menyentuh persoalan social lainnya.
Dampak paling dekat akibat selingkuh adalah hamil dan melahirkan. Hamil adalah kodratnya kaum perempuan. Setelah lahir jabang bayi itulah persoalan lebih pelik akan muncul sampai anak itu dewasa. Secara moral ibunya menjadi malu, keluarganya juga malu mempunyai anak tanpa ayah.
Dampak ekonomi dan sosial lainnya juga akan terus terjadi selama ibu dan anaknya masih hidup. Bagaimana membesarkan anaknya menjadi anak yang cerdas sehat dan takwa. Bagiamana kemudian jika nantinya, anaknya mulai dewasa. Pastinya akan bertanya bapaknya?
Itu pula yang dirasakan oleh Sri Yatmi. Sri Yatmi bersama kedua orang tuanya Sugiman (75) dan ibunya Mukiyem (65) bingung memikirkan masa depan anak cucunya. “Yang saya bingungkan anak anak, kalau saya lapar bisa bertahan, tapi anak gak bisa mas,” ujar Sugiman.
“Anak anak juga gak mau asal makan, butuh vitamin dan gizi. Ibunya tidak bekerja, dulu terkadang buruh tani atau ngarit. Sekarang praktis hanya menyusui saja,” tambah Sugiman. Jujur Sugiman tidak mau lagi terlalu memikirkannya.
Karena pusing memikirkan masalah itu, ada kabar anak ketiga hasil hubungan gelap dengan tetangganya dipersilahkan diasuh oleh siapapun yang mau merawatnya. Kabar di luar santer beredar anak hasil hugel itu akan dijual. “Anak itu malah mau dijual mas,” kata Parjo warga setempat.
0Awesome Comments!