Tim Penghijauan lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan ada donatur yang memasok air untuk menyiram bibit pohon yang sudah ditanam yang mengalami kekeringan setelah tidak lagi turun hujan.
”Saat ini yang paling kami butuhkan adalah bantuan air untuk menyiram bibit pohon di lereng Merapi, karena penyiraman belum menjangkau seluruh areal tanaman itu,” kata Ketua Tim Penghijauan lereng Merapi Sudihartono, di Sleman, Selasa (14/6).
Menurut dia, pihaknya telah membangun 20 unit tempat penampungan air dari terpal plastik, sehingga air tersebut bisa untuk menyiram bibit pohon di kawasan itu.
”Kami sudah membuat 20 penampungan air di 20 lokasi, dan kami masih membutuhkan puluhan mungkin ratusan bak penampungan air seperti ini untuk keperluan yang sama di areal atas,” katanya.
Ia mengatakan saat ini untuk pengisian penampungan air tersebut masih dicukupi dari pasokan air para donatur dan warga sekitar.
”Namun, kami mengharapkan bantuan pasokan air terutama untuk areal bagian atas yang sudah jauh dari permukiman warga. Jika sebelumnya ada donatur yang menanam ribuan bibit pohon, maka saat ini kami juga mengharapkan bantuan ribuan galon air,” katanya.
Sudihartono mengatakan selain menyiram bibit pohon yang sudah ditanam, pihaknya juga akan melakukan infusisasi terhadap ratusan ribu bibit pohon yang ditanam dilereng Merapi yang terancam mati kekeringan karena musim kemarau.
”Kami mencoba melakukan infusisasi terhadap bibit pohon yang ditanam, yakni dengan meneteskan air melalui benang dari botol-botol plastik yang digantungkan di samping bibit pohon tersebut,” katanya.
Sekadar Simbolis
Ia mengatakan dengan pola ini akan lebih efektif dibandingkan dengan menyiramkan air ke bagian tanah. Satu botol ini akan bertahan tiga hari dan setiap habis akan diisi kembali.
Banyak yang layu Anggota Konsorsium Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM) dan Tim Penghijauan lereng Merapi KH Masrur Ahmad mengatakan sudah ada ribuan pohon ditanam di lereng gunung itu dengan nilai ratusan juta hingga miliaran rupiah, yang saat ini banyak yang layu dan kering.
”Jika ditanami pohon lagi, sama saja membuang uang, karena tanaman pohon di Merapi tergantung hujan. Sudah berapa ratus juta rupiah yang ditanam, eman-eman (sayang) kalau tidak dirawat dan akhirnya mati,” katanya.
Menurut dia, dari sekian banyak donatur penghijauan di lereng Merapi hanya sekadar simbolis, dan ratusan hingga ribuan pohon bibit pohon yang ditanam hanya diserahkan, kemudian ditinggal begitu saja.
”Saat ini yang paling kami butuhkan adalah bantuan air untuk menyiram bibit pohon di lereng Merapi, karena penyiraman belum menjangkau seluruh areal tanaman itu,” kata Ketua Tim Penghijauan lereng Merapi Sudihartono, di Sleman, Selasa (14/6).
Menurut dia, pihaknya telah membangun 20 unit tempat penampungan air dari terpal plastik, sehingga air tersebut bisa untuk menyiram bibit pohon di kawasan itu.
”Kami sudah membuat 20 penampungan air di 20 lokasi, dan kami masih membutuhkan puluhan mungkin ratusan bak penampungan air seperti ini untuk keperluan yang sama di areal atas,” katanya.
Ia mengatakan saat ini untuk pengisian penampungan air tersebut masih dicukupi dari pasokan air para donatur dan warga sekitar.
”Namun, kami mengharapkan bantuan pasokan air terutama untuk areal bagian atas yang sudah jauh dari permukiman warga. Jika sebelumnya ada donatur yang menanam ribuan bibit pohon, maka saat ini kami juga mengharapkan bantuan ribuan galon air,” katanya.
Sudihartono mengatakan selain menyiram bibit pohon yang sudah ditanam, pihaknya juga akan melakukan infusisasi terhadap ratusan ribu bibit pohon yang ditanam dilereng Merapi yang terancam mati kekeringan karena musim kemarau.
”Kami mencoba melakukan infusisasi terhadap bibit pohon yang ditanam, yakni dengan meneteskan air melalui benang dari botol-botol plastik yang digantungkan di samping bibit pohon tersebut,” katanya.
Sekadar Simbolis
Ia mengatakan dengan pola ini akan lebih efektif dibandingkan dengan menyiramkan air ke bagian tanah. Satu botol ini akan bertahan tiga hari dan setiap habis akan diisi kembali.
Banyak yang layu Anggota Konsorsium Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM) dan Tim Penghijauan lereng Merapi KH Masrur Ahmad mengatakan sudah ada ribuan pohon ditanam di lereng gunung itu dengan nilai ratusan juta hingga miliaran rupiah, yang saat ini banyak yang layu dan kering.
”Jika ditanami pohon lagi, sama saja membuang uang, karena tanaman pohon di Merapi tergantung hujan. Sudah berapa ratus juta rupiah yang ditanam, eman-eman (sayang) kalau tidak dirawat dan akhirnya mati,” katanya.
Menurut dia, dari sekian banyak donatur penghijauan di lereng Merapi hanya sekadar simbolis, dan ratusan hingga ribuan pohon bibit pohon yang ditanam hanya diserahkan, kemudian ditinggal begitu saja.
0Awesome Comments!