Bendungan dan saluran irigasi di Dusun/Desa Dawungan, Kecamatan Jatiroto yang rusak parah akibat hujan deras pada Desember 2010 lalu, kondisinya kian parah. Diperkirakan butuh anggaran minimal Rp 1 miliar untuk memperbaiki bendungan dan saluran irigasi, berikut dua rumah yang terancam longsor di dekatnya.
Dua rumah yang terancam longsor adalah milik Lamiyo dan Sakimin. Saat kejadian Desember lalu, pekarangan kedua rumah itu sudah ambles terbawa tanah yang longsor. Demikian pula dengan saluran irigasi sepanjang kurang lebih 150 meter juga ikut longsor. Saat itu, kerusakan tersebut belum sempat ditangani dan kondisi itu makin parah bersamaan dengan terjadinya fenomena keretakan tanah di bukit Dusun Paran, Dawungan, April lalu.
Kepala Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro, kepada wartawan, Minggu (19/6) mengungkapkan akhir pekan lalu telah melakukan peninjauan ke lokasi untuk melihat kondisi, sekaligus membuat perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan. Menurut Arso, dana yang dibutuhkan untuk perbaikan bendungan dan pipa saluran irigasi, serta memindahkan dua rumah diperkirakan lebih dari Rp 1 miliar.
“Bendungan itu diperbaiki tahun 2006, dipasangi dua pipa sepanjang 400 meter untuk saluran air ke lahan pertanian seluas 105 hektare pertanian Desa Dawungan dan Cangkring. Saat longsor salah satu pipa rusak sepanjang 150 meter karena terbawa longsor. Ya saat ini hanya berfungsi satu pipa. Lahan yang terganggu sekitar 22 hektare,” katanya.
Arso menambahkan secepatnya akan mengusulkan alokasi anggaran itu ke berbagai pihak, termasuk pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan untuk sementara memaksimallkan satu pipa yang masih berfungsi meskipun tidak memberikan hasil maksimal untuk mengairi pertanian. Tapi dengan musim kemarau yang menjelang dan tanaman berganti ke palawija, satu pipa itu masih bisa memenuhi kebutuhan.
Kepada warga yang rumahnya terancam longsor, Arso mengimbau agar waspada. Pasalnya, setelah kemarau biasanya tanah kering dan begitu turun hujan tanah mudah longsor. “Kalau anggarannya mencukupi, kami berharap bisa memindahkan dua rumah yang terancam longsor karena kondisinya cukup membahayakan. Entah dengan dicarikan tempat atau diberi uang untuk mencari sendiri,” katanya.
Terpisah, Kepala Desa Dawungan, Jarno mengaku sangat berharap bendungan dan pipa saluran irigasi itu secepatnya diperbaiki. Apalagi ada nyawa dua keluarga yang terancam. “Ini rusaknya sudah cukup lama dan hampir mengancam lahan pertanian karena tidak bisa maksimal mengalirkan air ke sawah-sawah. Kami tentu sangat berharap ini secepatnya diperbaiki,” katanya.
Dua rumah yang terancam longsor adalah milik Lamiyo dan Sakimin. Saat kejadian Desember lalu, pekarangan kedua rumah itu sudah ambles terbawa tanah yang longsor. Demikian pula dengan saluran irigasi sepanjang kurang lebih 150 meter juga ikut longsor. Saat itu, kerusakan tersebut belum sempat ditangani dan kondisi itu makin parah bersamaan dengan terjadinya fenomena keretakan tanah di bukit Dusun Paran, Dawungan, April lalu.
Kepala Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro, kepada wartawan, Minggu (19/6) mengungkapkan akhir pekan lalu telah melakukan peninjauan ke lokasi untuk melihat kondisi, sekaligus membuat perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan. Menurut Arso, dana yang dibutuhkan untuk perbaikan bendungan dan pipa saluran irigasi, serta memindahkan dua rumah diperkirakan lebih dari Rp 1 miliar.
“Bendungan itu diperbaiki tahun 2006, dipasangi dua pipa sepanjang 400 meter untuk saluran air ke lahan pertanian seluas 105 hektare pertanian Desa Dawungan dan Cangkring. Saat longsor salah satu pipa rusak sepanjang 150 meter karena terbawa longsor. Ya saat ini hanya berfungsi satu pipa. Lahan yang terganggu sekitar 22 hektare,” katanya.
Arso menambahkan secepatnya akan mengusulkan alokasi anggaran itu ke berbagai pihak, termasuk pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan untuk sementara memaksimallkan satu pipa yang masih berfungsi meskipun tidak memberikan hasil maksimal untuk mengairi pertanian. Tapi dengan musim kemarau yang menjelang dan tanaman berganti ke palawija, satu pipa itu masih bisa memenuhi kebutuhan.
Kepada warga yang rumahnya terancam longsor, Arso mengimbau agar waspada. Pasalnya, setelah kemarau biasanya tanah kering dan begitu turun hujan tanah mudah longsor. “Kalau anggarannya mencukupi, kami berharap bisa memindahkan dua rumah yang terancam longsor karena kondisinya cukup membahayakan. Entah dengan dicarikan tempat atau diberi uang untuk mencari sendiri,” katanya.
Terpisah, Kepala Desa Dawungan, Jarno mengaku sangat berharap bendungan dan pipa saluran irigasi itu secepatnya diperbaiki. Apalagi ada nyawa dua keluarga yang terancam. “Ini rusaknya sudah cukup lama dan hampir mengancam lahan pertanian karena tidak bisa maksimal mengalirkan air ke sawah-sawah. Kami tentu sangat berharap ini secepatnya diperbaiki,” katanya.
0Awesome Comments!