Kota Solo langsung mempersiapkan diri setelah Senin (6/6) lalu Ketua Tim Normalisasi (KN) Agum Gumelar mengumumkan bahwa Kongres PSSI akan digelar di Solo. Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang juga merupakan anggota Tim KN menyatakan bahwa Kongres PSSI tanggal 30 Juni akan digelar di Novotel Hotel, Solo.
Berbagai persiapan langsung dilakukan Kota Solo, termasuk serangkaian acara budaya yang memeriahkan jalannya Kongres PSSI. Termasuk berbagai persiapan untuk menjaga kelancaran Kongres.
Rudy juga mengungkapkan untuk menghindari kekisruhan yang terjadi seperti di Pekanbaru dan Jakarta, para suporter di Indonesia diimbau untuk tidak datang ke Solo. Dengan suasana Kongres yang kondusif diharapkan permasalahan PSSI pun dapat terselesaikan. “Tidak perlu ada demo-demo, kita akan duduk satu meja untuk berusaha menyelesaikan bersama–sama permasalahan ini, dan memilih Ketua Umum PSSI dengan lancar, pokoknya yang mau membuat rusuh jangan datang ke Solo,” ujar Rudy menegaskan.
Masyarakat sepakbola Solo juga menyatakan siap menyukseskan pelaksanaan Kongres PSSI. Hal itu ditunjukkan masyarakat Solo dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Selamat Datang Kongres PSSI” di kawasan Bundaran Gladag, Solo, Selasa (7/6) malam. Selain membentangkan spanduk para pencinta sepakbola Solo itu juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan lagu Garuda di Dadaku.
Salah satu pencinta bola Solo yang juga merupakan penggagas acara itu, Mayor Haristanto menuturkan aksi ini bentuk sambutan pencinta sepakbola Solo dengan keputusan Kongres PSSI diselenggarakan di Kota Bengawan. “Ini salah satu bentuk kepedulian warga Solo untuk menyambut dan ikut menyukseskan Kongres PSSI,” ujar Mayor.
Di sisi lain, tentunya masyarakat tidak ingin apabila Kongres PSSI yang akan diselenggarakan di Solo akan bernasib sama dengan Kongres PSSI yang berlangsung di Pekanbaru dan di Jakarta. “Kita tidak ingin Kongres di Solo berakhir deadlock, apabila kongres di Solo berakhir deadlock maka itu merupakan kiamat bagi sepakbola Indonesia,” sambung Mayor.
Hal senada diungkapkan oleh Presiden Pasoepati, Bimo Putranto yang juga berharap Kongres PSSI membuahkan hasil positif bagi sepakbola Indonesia. Menanggapi pernyataan Wakil Walikota yang mengimbau suporter tidak datang ke Solo, Bimo tidak langsung menyatakan setuju. “Suporter yang datang ke Solo ingin menyaksikan jalannya Kongres. Asal tidak membuat kerusuhan, biarkan saja mereka hadir. Karena kita semua berharap Kongres berjalan lancar dan kita akan bersama-sama mengawalnya,” ungkap Bimo.
Bimo sendiri menyatakan bahwa beberapa suporter sudah menyatakan akan menghadiri Kongres di Solo. Namun apakah mereka akan menggelar aksi atau demo, ia belum mengetahui rencana tersebut. “Kita belum berkoordinasi dengan teman-teman tentang agenda di Solo,” lanjutnya.
Yang jelas menurut Bimo, suporter siap mengamankan jalannya Kongres di Solo. “Dalam hal ini posisi suporter khususnya Pasoepati berada di pihak yang netral tidak memihak salah satu calon siapa pun, jadi tidak perlu aksi atau demo-demo segala, lagian apa yang akan di demo,” kata dia.
Memajukan Pelaksanaan
Sementara KN enggan mengomentari permintaan kelompok yang mengklaim sebagai pemilik suara mayoritas (Kelompok 78) yang menginginkan Kongres PSSI dimajukan dari jadwal yang ditetapkan. Anggota Komite Normalisasi Joko Driyono hanya menjelaskan tahapan kongres yang sebelumnya ditetapkan oleh Komite Normalisasi usai melaporkan hasil kongres sebelumnya yang deadlock ke FIFA. Sebelumnya, pemilik suara mayoritas melalui juru bicaranya Lambertus Tukan meminta Komite Normalisasi memajukan pelaksanaan kongres yang telah ditetapkan. "Kami menginginkan kongres dilakukan sebelum batas akhir yang telah ditetapkan oleh FIFA. Paling tidak seminggu sebelum waktu yang ditetapkan," katanya.
Menurut dia, dengan memajukan pelaksanaan kongres yang sebelumnya telah ditetapkan oleh KN di Solo diharapkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa secepatnya diperbaiki atau dicarikan penyelesaiannya. Jika tetap dilaksanakan 30 Juni, kata dia, dan terjadi deadlock maka sudah tidak ada peluang lagi untuk mencari penyelesaian karena per 1 Juli sanksi suspend dari FIFA akan turun secara otomatis. "Jika kongres tidak tuntas hingga melewati pukul 00.00 WIB maka sanksi akan turun. Makanya kami sebagai pemilik suara mayoritas meminta kongres dimajukan," kata Sekum PSSI NTT itu.
Kongres PSSI ini nanti akan diikuti oleh 200 yaitu dari pemilik hak suara maupun tamu undangan dan peninjau. Selain itu, dipilihnya tanggal 30 Juni dikarenakan Komite Normalisasi masih harus menyelesaikan proses administrasi.
Berbagai persiapan langsung dilakukan Kota Solo, termasuk serangkaian acara budaya yang memeriahkan jalannya Kongres PSSI. Termasuk berbagai persiapan untuk menjaga kelancaran Kongres.
Rudy juga mengungkapkan untuk menghindari kekisruhan yang terjadi seperti di Pekanbaru dan Jakarta, para suporter di Indonesia diimbau untuk tidak datang ke Solo. Dengan suasana Kongres yang kondusif diharapkan permasalahan PSSI pun dapat terselesaikan. “Tidak perlu ada demo-demo, kita akan duduk satu meja untuk berusaha menyelesaikan bersama–sama permasalahan ini, dan memilih Ketua Umum PSSI dengan lancar, pokoknya yang mau membuat rusuh jangan datang ke Solo,” ujar Rudy menegaskan.
Masyarakat sepakbola Solo juga menyatakan siap menyukseskan pelaksanaan Kongres PSSI. Hal itu ditunjukkan masyarakat Solo dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Selamat Datang Kongres PSSI” di kawasan Bundaran Gladag, Solo, Selasa (7/6) malam. Selain membentangkan spanduk para pencinta sepakbola Solo itu juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan lagu Garuda di Dadaku.
Salah satu pencinta bola Solo yang juga merupakan penggagas acara itu, Mayor Haristanto menuturkan aksi ini bentuk sambutan pencinta sepakbola Solo dengan keputusan Kongres PSSI diselenggarakan di Kota Bengawan. “Ini salah satu bentuk kepedulian warga Solo untuk menyambut dan ikut menyukseskan Kongres PSSI,” ujar Mayor.
Di sisi lain, tentunya masyarakat tidak ingin apabila Kongres PSSI yang akan diselenggarakan di Solo akan bernasib sama dengan Kongres PSSI yang berlangsung di Pekanbaru dan di Jakarta. “Kita tidak ingin Kongres di Solo berakhir deadlock, apabila kongres di Solo berakhir deadlock maka itu merupakan kiamat bagi sepakbola Indonesia,” sambung Mayor.
Hal senada diungkapkan oleh Presiden Pasoepati, Bimo Putranto yang juga berharap Kongres PSSI membuahkan hasil positif bagi sepakbola Indonesia. Menanggapi pernyataan Wakil Walikota yang mengimbau suporter tidak datang ke Solo, Bimo tidak langsung menyatakan setuju. “Suporter yang datang ke Solo ingin menyaksikan jalannya Kongres. Asal tidak membuat kerusuhan, biarkan saja mereka hadir. Karena kita semua berharap Kongres berjalan lancar dan kita akan bersama-sama mengawalnya,” ungkap Bimo.
Bimo sendiri menyatakan bahwa beberapa suporter sudah menyatakan akan menghadiri Kongres di Solo. Namun apakah mereka akan menggelar aksi atau demo, ia belum mengetahui rencana tersebut. “Kita belum berkoordinasi dengan teman-teman tentang agenda di Solo,” lanjutnya.
Yang jelas menurut Bimo, suporter siap mengamankan jalannya Kongres di Solo. “Dalam hal ini posisi suporter khususnya Pasoepati berada di pihak yang netral tidak memihak salah satu calon siapa pun, jadi tidak perlu aksi atau demo-demo segala, lagian apa yang akan di demo,” kata dia.
Memajukan Pelaksanaan
Sementara KN enggan mengomentari permintaan kelompok yang mengklaim sebagai pemilik suara mayoritas (Kelompok 78) yang menginginkan Kongres PSSI dimajukan dari jadwal yang ditetapkan. Anggota Komite Normalisasi Joko Driyono hanya menjelaskan tahapan kongres yang sebelumnya ditetapkan oleh Komite Normalisasi usai melaporkan hasil kongres sebelumnya yang deadlock ke FIFA. Sebelumnya, pemilik suara mayoritas melalui juru bicaranya Lambertus Tukan meminta Komite Normalisasi memajukan pelaksanaan kongres yang telah ditetapkan. "Kami menginginkan kongres dilakukan sebelum batas akhir yang telah ditetapkan oleh FIFA. Paling tidak seminggu sebelum waktu yang ditetapkan," katanya.
Menurut dia, dengan memajukan pelaksanaan kongres yang sebelumnya telah ditetapkan oleh KN di Solo diharapkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa secepatnya diperbaiki atau dicarikan penyelesaiannya. Jika tetap dilaksanakan 30 Juni, kata dia, dan terjadi deadlock maka sudah tidak ada peluang lagi untuk mencari penyelesaian karena per 1 Juli sanksi suspend dari FIFA akan turun secara otomatis. "Jika kongres tidak tuntas hingga melewati pukul 00.00 WIB maka sanksi akan turun. Makanya kami sebagai pemilik suara mayoritas meminta kongres dimajukan," kata Sekum PSSI NTT itu.
Kongres PSSI ini nanti akan diikuti oleh 200 yaitu dari pemilik hak suara maupun tamu undangan dan peninjau. Selain itu, dipilihnya tanggal 30 Juni dikarenakan Komite Normalisasi masih harus menyelesaikan proses administrasi.
0Awesome Comments!