Warga Gunungkidul Kembali Dihebohkan Beredarnya Video Mesum

Warga Gunungkidul, Yogyakarta, kembali dihebohkan beredarnya video mesum yang diduga pelakunya pasangan selingkuh. Peredaran video diduga sudah menyebar luas di kalangan anak muda.

Rekaman tayangan yang tidak patut ditonton ini diduga dilakukan oknum sama-sama karyawan swasta di Wonosari. Diduga kuat tersebar saat pelaku menjual ponsel yang digunakan sebagai alat rekam ke salah satu counter handphone di Wonosari. “Saya pun hanya sempat menonton dari ponsel teman saja karena penasaran. Dan memang adegan yang tidak patut ditonton,” ungkap Gunawan, warga Patuk, Selasa (31/5/2011).

Dia mengaku mendapatkan rekaman itu dari salah satu temannya yang bertempat tinggal di kota Wonosari, dan tidak tahu siapa yang mengedarkan video yang berdurasi panjang tersebut. “Untuk melacak asal usulnya jelas kesulitan. Karena hanya dari ponsel ke ponsel, kualitas gambarnya tidak bagus, mungkin ponselnya tipe yang lama,” lanjutnya.

Rekaman video hubungan selayaknya suami istri dengan lokasi mirip di salah satu kamar kos ini diyakini pemerannya warga lokal Gunungkidul. Ini terlihat dari logat bicara dan dialog keduanya dalam isi rekaman. Dari rekaman, dialog keduanya di dalam kamar siang hari tersebut bukan merupakan pasangannya.

“Dalam rekaman, laki-lakinya sempat menanyakan kabar suami dari perempuan saat keduanya berganti baju. Tak hanya itu juga sempat menyebut Wonosari,” ujar Dayat, warga Wonosari. Dayat mengaku pernah melihat sosok wanita yang muncul dalam video tersebut, namun dia tidak berani memastikan.

“Yang jelas orangnya tidak asing lagi kok. Mirip sekali karyawan marketing salah satu produk. Tapi saya tidak berani memastikan karena sangat mirip apalagi orang itu belum lama ini potong rambut,” ujarnya.

Beredarnya rekaman ini membuat kalangan orangtua dilanda was-was. Pasalnya, rekaman video tersebut sebagian besar beredar di kalangan anak muda. Seperti diungkapkan Bambang, yang memilik anak masih duduk di bangku SMA, mengaku khawatir jika anaknya sudah memiliki video tersebut. “saya khawatir jika anak-anak memiliki video yang seharusnya tidak layak dilihat,” sesalnya.

Meski sudah banyak yang menghapus file rekaman video intim pasangan bukan resmi beredar bebas itu, masih banyak kalangan anak muda menyimpan tanpa alasan yang pasti.

Banderol BMW Seri 6 Convertible Rp2 M

Sebagai kado ulang tahun ke-10 BMW Group di Indonesia, PT. BMW Indonesia meluncurkan varian terbaru yakni BMW Seri 6 Convertible, Selasa (31/52011) bertempat di Hotel Kempinski, Jakarta.

Varian terbaru sedan sport mewah ini hadir dalam dua pilihan yakni BMW 650i Convertible dan BMW 640i Convertible.

Mobil ini memiliki tampilan sangat sportif dan dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari kap mesin yang memanjang ramping. Suasana kemewahan semakin terasa saat masuk kebagian dalam kabin. Terdiri dari material berkualitas dengan perpaduan warna menarik sehingga menciptakan kesan elegan, mewah dan mengedepankan fungsionalitas.

BMW 650i Convertible mengusung mesin V8 berkapasitas 4,4 liter dengan High Precision Direct Injection dan turbocharging yang mampu menyemburkan tenaga sebesar 407 hp. Tingkat konsumsi bahan bakar rata-rata sedan mewah ini adalah 9,3 km/l dengan emisi gas CO2 sebesar 249 gr/km.

Sementara BMW 640i Convertible dibekali mesin enam silinder yang telah dilengkapi teknologi BMW TwinPower Turbo serta sistem direct injekction dengan Valvetronic. Mesin berkapasitas 3,0 liter ini mampu menghasilkan tenaga maksimum sebesar 320 hp. Dan konsumsi bahan bakarnya mencapai jarak 12,7 km/l dengan emisi gas buang CO2 185 gr/km.

BMW Seri 6 Convertible tersedia dalam tujuh dipilhan warna, diantaranya Black Sapphire, Alpine White, Space Grey, Titanium Silver, Vermilion Red, Havana Brown dan Orion Silver.

Sementara harga sedan premium BMW 640i Convertible Rp1,598 miliar sedangkan seri 650i dibanderol Rp2.098 miliar.

Wonogiri Jalin Kerjasama Peningkatan Pembangunan Dengan Tiga Universitas

Menandai puncak Hari jadi ke-270 Kabupaten Wonogiri, Pemkab menggelar acara Malam Resepsi, Senin (30/5) malam di pendopo rumah dinas Bupati.
Kemeriahan acara resepsi diwarnai dengan partisipasi dari daerah lain,  yakni Grup Calung Banyumasan Pring Sedapur ISI Surakarta pimpinan Darno, S.Sn, M.Sn serta pentas teater Sahita dari ISI Surakarta yang turut serta memberikan hiburan. Keduanya menghibur masyarakat Wonogiri dengan banyolan-banyolan segar dan alunan gending nan apik sebagai pengiring acara.
Resepsi ini merupakan puncak dari berbagai rangkaian acara mengisi Hari jadi Kabupaten ke-270 atau yang lebih dikenal dengan Pelestarian Nilai-nilai Perjuangan Raden Mas Said. Beberapa rangkaian kegiatan Harijadi tersebut diantaranya ziarah ke makam pendiri Wonogiri, Kejurnas lari 10 K, festival olahraga tradisional, napak tilas RM. Said, forum silaturahmi legislatif dan eksekutif, upacara, gelar potensi produk daerah, pameran foto, funbike, dan kejuaraan motor trail. Demikian disampaikan ketua Panitia sekaligus Sekda Wonogiri Drs. Budiseno, MM.
Pada malam tersebut juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan bersama berupa peningkatan pembangunan di Kabupaten Wonogiri, bekerjasama dengan kalangan perguruan tinggi, yaitu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, dan Univet Bantara Sukoharjo.  Wakil Bupati Wonogiri Yuli Handoko, SE mewakili Bupati Wonogiri, Dekan Fakultas Pertanian UGM Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.d, Rektor Universitas Slamet Riyadi Surakarta Prof. DR. Ir. Kapti Rahayu Kuswanto dan Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Prof. DR. Trisno Martono secara bergantian melakukan penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama.
”Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa kerjasama dengan wilayah lain atau juga lembaga lain untuk membantu dan memfasilitasi daerah dalam  menjalankan tugas pokok dan fungsinya sangat terbuka. Di Kabupaten Wonogiri, hal ini terwujud dalam kerjasama antar daerah, yaitu Subosukawonosraten, Pawonsari, dan Karisma Pawirogo, serta kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, antara lain UNS Surakarta, UMS Surakarta, STIE AUB Surakarta, dan juga kesepakatan yang dilaksanakan pada malam hari ini, bersama Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Unisri Surakarta, dan Univet Bantara Sukoharjo,” kata Wabup.
Harapannya, kerjasama yang terbentuk ini akan dapat mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten Wonogiri, di samping sebagai salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, dalam memberikan pengabdian terhadap masyarakat.

Uji Petik Jembatan Timbang Selogiri Catat 203 Pelanggaran Kendaraan

Selama sebulan terakhir, Jembatan Timbang Selogiri (JTS), Wonogiri menggelar operasi uji petik dalam rangka pengawasan angkutan barang. Dalam kurun waktu tersebut, JTS mencatat sedikitnya 203 pelanggaran, di mana 155 pelanggaran di antaranya harus diselesaikan di pengadilan.

Kasi Pengawasan dan Operasional Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) wilayah Wonogiri, Bambang Syamsul PA, saat ditemui wartawan di JTS, Selasa (31/5/2011), mengungkapkan operasi uji petik digelar berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) No 22/2011 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Barang di Jalan Provinsi Jateng. Operasi tersebut diadakan serempak sejak 1 Mei 2011 lalu di 17 jembatan timbang di wilayah Provinsi Jateng, termasuk JTS, Wonogiri. Selama pelaksanaan operasi uji petik, jembatan timbang yang biasanya beroperasi 24 jam sehari, hanya buka empat jam sehari secara acak dan tanpa pemberitahuan kepada khalayak. Seperti terlihat, Selasa pagi. Jalur masuk dan keluar jembatan dibuka selama kurang lebih satu jam hingga pukul 10.00 WIB, kemudian ditutup lagi. Ada sejumlah kendaraan yang sudah terlanjur berbelok hendak masuk, terpaksa kembali lagi ke jalan raya setelah melihat penghalang di jalur masuk dan petugas mengarahkan dengan tangan agar melanjutkan perjalanan.
“Operasi ini bertujuan menjaring angkutan barang pada jam-jam tertentu. Sedangkan tujuan operasi uji petik secara keseluruhan adalah menjaring kendaraan tidak laik jalan, meminimalisasi kerusakan jalan dan mengurangi kecelakaan lalu lintas,” jelas Syamsul.
Sejak mulai diberlakukan 1 Mei 2011 hingga 29 Mei lalu, tercatat sebanyak 2.120 angkutan barang yang keluar masuk pada jam-jam buka acak itu. Dari jumlah tersebut, yang melanggar ketentuan sebanyak 203 kendaraan.
Rinciannya, sebanyak 42 kendaraan karena kelebihan muatan 5-25 persen di atas batas maksimum, sebanyak 155 kendaraan kelebihan muatan lebih dari 25 persen di atas batas maksimum, dan enam kendaraan melakukan pelanggaran lain-lain seperti dimensi kendaraan, tata cara muatan dan sebagainya. Adapun batas maksimum muatan yang diizinkan untuk wilayah Wonogiri berkisar 7.500-8.000 kg.
“Kendaraan yang melanggar batas muatan 5-25% hanya diminta untuk dipulangkan. Sedangkan yang melanggar lebih dari 25% selain diminta dipulangkan juga ditilang dan harus diselesaikan di pengadilan,” kata Syamsul.
Syamsul menambahkan operasi uji petik di jembatan timbang baru kali pertama ini digelar dan selama pelaksanaan operasi uji petik tersebut, tidak ada pengenaan retribusi. Kalaupun ada pelanggaran, harus diselesaikan di pengadilan sehingga denda yang dikenakan akan langsung masuk ke pemerintah pusat.

Konkrit Wonogiri Gelar Pameran Seni Lukis

Untuk kali pertama, para perupa asal Kota Gaplek yang tergabung dalam wadah Komunitas Kreatif (Konkrit) Wonogiri mengelar pameran seni rupa. Acara dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-270 Pemkab Wonogiri itu digelar di Gedung Giri Cahaya, Wonogiri mulai Minggu (29/5/2011) hingga Sabtu (4/6/2011).
Ketua panitia, Alif Mulyono berharap perupa seni lukis Wonogiri tidak dianaktirikan. Menurutnya, latar belakang pameran adalah rasa tanggungjawab para perupa Wonogiri sebagai pendidik dan anggota masyarakat. “Ada 70-an seni lukis dipamerkan”, terangnya , Minggu.
Sementara Sekda Wonogiri, Budisena mengakui perkembangan seni lukis di Wonogiri belum sepenuhnya dikenal luas oleh masyarakat kendati secara kelompok atau individu kegiatan seni lukis telah berjalan baik. “Ajang pameran ini diharapkan menjadi sarana menunjukkan eksistensi seniman, khususnya seni lukis di Wonogiri dan rumangsa melu handarbeni Pemkab Wonogiri.”

Pengusaha Wonogiri Lakukan Corporate Social Responsibility (CSR )Masih Rendah

Kepala Dinas Sosial, Suharno menyatakan kesadaran para pengusaha di Wonogiri masih rendah untuk menjalankan corporate social responsibility (CSR). Hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat. “Acara ini untuk menyadarkan pengusaha di Wonogiri. Bahwa setiap perusahaan wajib membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah sosial. Wajib menyisihkan 1 hingga 3 persen dari laba yang didapat. Tapi di Wonogiri dan juga kabupaten/kota lain, hal ini belum begitu mendapat perhatian,” kata Suharno di sela-sela pertemuan dengan pengusaha se-eks Karesidenan Surakarta, Senin (30/5).
Menurut Suharno, untuk perusahaan besar sudah melakukan kewajiban ini. Namun untuk perusahaan menengah ke bawah belum terlalu diperhatikan. Sebenarnya hal itu sudah diatur di Undang-Undang 25 2007 tentang penanaman modal. Dan sudah ada sanksi bagi yang tidak melakukan. “Tapi sanksi belum begitu ditegakkan. Untuk perusahaan yang CSR bernilai baik ada penghargaan,” tambahnya.
Pertemuan yang dibuka Wakil Bupati Yuli Handoko, hadir tiga pembicara yakni Indah Setyawati dari Dinas Sosial Provinsi Jateng, Agus Suhartanto dari Telkom Semarang dan Suharno. Kegiatan diikuti oleh sekitar 50 orang. Baik dari kalangan usaha maupun akademisi.

Asisten III Setda Wonogiri Annajib Thohari Pamitan Pensiun

Asisten III Setda Wonogiri, Annajib Thohari, memasuki pensiun mulai 1 Juni, hari ini. Saat dilangsungkan apel, Senin (30/5), pagi, dia menyempatkan untuk pamitan kepada seluruh PNS. 
“Sebentar lagi secara kedinasan saya tidak ada di sini lagi. Namun dalam hubungan kemasyarakatan semoga silaturahmi tetap terjalin dengan baik,” katanya.
Ia berpesan agar kedisiplinan di kalangan PNS tetap diutamakan. Selain itu, menitipkan tiga hal yang perlu diperhatikan menuju kesuksesan. “Yang pertama care (kepedulian-red), kebersamaan dan keterbukaan,” tegasnya.
Diakui Annajib, meski secara kedinasan sudah tidak sebagai PNS namun tetap akan aktif di berbagai organisasi sosial seperti Palang Merah Indonesia.
Terlepas dari itu, bapak tiga anak asli Karanganyar kelahiran 56 tahun silam itu merupakan sosok yang penuh canda, supel, dan ramah. Lulusan Administrasi Negara FISIP UNS Surakarta ini mengawali karier PNS sebagai staf di Bagian Kesra Setda bergolongan II/b di tahun 1985.
Jabatan yang pernah diemban di antaranya Sekwilcam Girimarto tahun 1988, kemudian 1990 sebagai Camat Kismantoro. Tahun 2002 dipromosikan sebagai Kepala Kantor Pemberdayaan Desa. Tahun 2003, dilantik menjadi Kepala Dinas Sosial. Kemudian, sejak tahun 2008 hingga memasuki pensiun menjabat Asisten III Setda.

Budayawan Solo Sepakat Melawan

Para budayawan di Solo sepakat tidak membiarkan tindakan sewenang-wenang sekelompok orang yang sering membubarkan dan membatasi ruang ekspresi kesenian mereka. Didukung sejumlah elemen,  lahirlah Front Pembela Pancasila.
“Kebebasan berekspresi seniman adalah wujud penegakan empat pilar bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Jika ada yang menolak penegakan keempat pilar bangsa itu wajib ditindak karena tidak memiliki komitmen terhadap bangsa,” ujar Ki Jlitheng Suparman, Senin (30/5).
Kemarin, Jlitheng bersama sekitar 50 orang budayawan di Solo, bertemu di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT).
Awalnya, bersama Kepala TBJT ST Wiyono, mereka membahas tindakan sekelompok orang membubarkan pentas wayang Ki Jlitheng di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (27/5) lalu. Namun, pembicaraan itu mengerucut menjadi sebuah gerakan moral.
Puluhan seniman baik secara pribadi atau mewakili kelompok, bersepakat membentuk Front Pembela Pancasila (FPP) sebagai wujud penolakan terhadap aksi anarkisme tersebut. Kemarin, secara aklamasi, pemerhati budaya Setyawan ditunjuk sebagai Ketua Presidium FPP.
Usai menyatakan kesediaannya, Setyawan membeberkan, FPP akan menggandeng sebanyak mungkin elemen masyarakat yang masih peduli kepada penegakan empat pilar bangsa.  “Kami akan mengadakan aksi, bertepatan dengan hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni. Rabu mendatang, kami ingin menghadap Walikota Solo untuk menyampaikan aspirasi,” ujarnya.
Selain ke Walikota, FPP juga akan mengadakan aksi ke jajaran aparat keamanan seperti Korem, Kodim dan Polresta. FPP akan menggugah agar para pengayom warga itu bersedia menindak tegas kelompok atau Ormas yang sering mengganggu ketenteraman warga termasuk seniman.
Jlitheng dan Setyawan juga sama-sama mengutarakan kecemasannya. Setelah marak sejumlah aksi ilegal membubarkan pentas seni, polisi justru terkesan berhati-hati memberikan izin pentas, dengan dalih pentas bisa menimbulkan gesekan di masyarakat.
“Ini kan konyol. Merugikan budayawan, masyarakat dan kebudayaan itu sendiri. Sementara, pelakunya tidak memiliki hak atau kompetensi apa pun. Kita harus melawan ini. Hanya, sebagai orang beradab kita tidak akan meniru cara mereka, ya kita lawan dengan cara beradab,” ujar Setyawan.
Di luar kelompok budayawan, kemarin juga terlihat Ormas Pemuda Pancasila. Sriyono, salah seorang dari mereka, menegaskan akan sepenuhnya membantu gerakan moral yang bertujuan menegakkan empat pilar kebangsaan itu.

37,5 Ha Lahan Padi Padi Wonogiri Puso

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Wonogiri mencatat hingga pertengahan Mei lalu total luas lahan pertanian puso akibat serangan hama wereng cokelat dan kerdil rumput mencapai 37,5 hektare. Jika dinominalkan, total kerugian yang dialami petani mencapai lebih dari Rp 500 juta.
Taksiran kerugian tersebut didasarkan asumsi harga gabah Rp 2.500/kg dan hasil panen rata-rata 5,6 ton/hektare. Nilai kerugian itu diperkirakan masih bisa bertambah mengingat serangan wereng masih berlangsung.
Jika diasumsikan harga gabah Rp 2.500/kg dan hasil panen per hektare rata-rata 5,6 ton, maka total kerugian yang dialami petani dengan jumlah total lahan puso seluas 37,5 hektare mencapai Rp 525 juta. Sedangkan kerugian usaha masing-masing petani, rata-rata Rp 2,5 juta per orang,” kata Kepala Dinas PTPH, Guruh Santosa, saat ditemui, Senin (30/5).
Menurut Guruh, 37,5 hektare lahan yang puso itu terdiri atas lahan yang puso akibat wereng seluas 23,5 hektare dan lahan yang puso akibat virus kerdil seluas 14 hektare. Serangan wereng saat ini merambah ke 15 kecamatan dengan luas lahan terkena mencapai 1.282 ha, mulai dari serangan berat, sedang, ringan, hingga yang baru terancam. Sedangkan virus kerdil rumput, sejauh ini telah menyerang 445 hektare, terutama di Kecamatan Selogiri.
Pengaruh cuaca
Gerakan memberantas wereng masih terus dilakukan. Pihaknya masih memiliki stok pestisida yang diperkirakan cukup untuk menyemprot lahan hingga 1.900 hektare. Dalam hal tersebut, Guruh sangat berharap pada cuaca yang terus membaik.
“Saat ini cuaca sudah mulai membaik, hujan sudah mulai jarang. Kalau cuaca terus membaik, kami optimistis serangan hama wereng ini bisa ditekan. Asal tidak hujan di malam hari, pertumbuhan wereng bisa terhambat,” kata Guruh.
Ke depan, Guruh mengatakan seiring dengan musim yang beranjak kemarau, petani diharapkan beralih dulu ke palawija. Hal itu agar bisa memutus rantai pertumbuhan wereng.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh Espos, sejumlah petani di Pracimantoro terpaksa membakar sawah mereka karena sudah tidak ada harapan untuk panen. Total lahan yang dibakar, menurut taksiran anggota DPRD asal Pracimantoro, Sugiarto luasnya sekitar 2 ha.
“Saya mendapat laporan beberapa petani di Pracimantoro membakar lahan karena sudah tidak ada harapan untuk panen. Mereka berharap dengan membakar lahan bisa mengurangi tingkat serangan wereng pada musim tanam berikutnya,” kata Sugiarto.

Kondom Gratis Ditolak Warga Kulon Progo

Upaya Pemerintah Kabupaten Kulon progo untuk menekan ledakan populasi penduduk dengan cara pembagian kondom secara cuma-cuma belum bisa dilakukan karena mendapat penolakan warga.
“Kita sosialisasikan (program keluarga berencana) lewat pembagian kondom gratis, tapi banyak warga yang menolak,” kata Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kulon progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (29/5).
Alasan penolakan itu, kata Mardiya, seperti dikutip Tempointeraktif, karena ada anggapan dengan pembagian kondom gratis ini seolah pemerintah turut berperan dalam melegalkan praktik seks bebas.
“Padahal, sasarannya untuk menekan laju populasi penduduk serta mengurangi angka pernikahan dini. Target juga pada pasangan suami istri usia subur,” katanya.
Tak berjalannya program tersebut kini membuat kantor BPMPDP dan KB hanya menyimpan ratusan stok kondom di Puskesmas-Puskesmas Kulon progo.

Aneh, Pisang Bertandan Lima Ploso Wonogiri

Pohon pisang yang satu ini tergolong aneh. Pasalnya, biasanya pohon pisang berbuah dengan satu tandan. Namun berbeda dengan pohon pisang jenis robana milik Saimin (58), warga Lingkungan Ploso RT 3 RW VII, Kelurahan Kismantoro, Kecamatan Kismantoro. Dari satu pohon, tumbuh lima tandan pisang.
Sekilas jika dilihat dari bentuk fisik pohon yang terletak di pekarangan depan rumah itu pisang tidak begitu sehat. Batang pohon berukuran sedang dengan tinggi pohon sekitar 4 meter. Pemilik mengaku sebelumnya belum pernah ada tanaman pisangnya yang seperti itu. Dari pengamatan, di satu tandan ada sekitar lima sisir pisang. Dengan ukuran di bawah ukuran normal pisang. “Kalau awalnya, hanya ada dua batang yang keluar. Tapi lama-lama di dua batang tadi muncul cabang lagi. Yang satu batang di atas muncul dua tandan, dan yang batang di bawahnya ada tiga tandan,” katanya, Minggu (29/5).
Pemilik mengaku tidak akan menjual pisang ini bila nanti matang. Dia juga mengaku tidak ada firasat apapun terkait pohon pisang miliknya itu. Rencananya, dia akan menanam bibit pisang di tempat lain dengan harapan juga akan sama seperti induknya.

Rencana pembangunan Bendung Pidekso: Tim survei datang, warga resah lagi

Setelah sempat hidup tenang selama beberapa pekan, warga Desa Pidekso dan tiga desa lainnya di Kecamatan Giriwoyo yang berpotensi tergusur terkait rencana pembangunan Bendungan Pidekso kembali resah. Beberapa hari lalu, tim survei dari pemerintah telah datang untuk melakukan studi kelayakan.
Kepala Desa Pidekso, Widodo, saat dihubungi Espos, Senin (30/5/2011) mengungkapkan kedatangan tim itu memang baru sebatas kulanuwun kepada warga sebelum melakukan studi kelayakan. Namun, kedatangan tim survei itu telah menimbulkan prasangka di kalangan masyarakat bahwa Bendungan Pidekso sudah pasti akan dibangun.
“Dengan kedatangan tim itu, warga sekarang berpikir pemerintah akan tetap membangun bendungan itu meskipun sudah ada reaksi penolakan dari warga. Kemarin bahkan sempat ada warga yang mengusulkan untuk melakukan aksi demo, tapi saya cegah,” kata Widodo.
Menurut Widodo, warga memang cukup tenang setelah diberi penjelasan bahwa tim itu dikirim baru sebatas melakukan survei apakah bendungan itu layak atau tidak untuk dibangun di wilayah itu. Namun demikian, dia berharap pemerintah melakukan sosialisasi kembali kepada warga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro mengatakan tim survei memang telah diterjunkan untuk mulai melakukan studi kelayakan pembangunan Bendungan Pidekso. Namun demikian, dia meminta warga tidak perlu resah. Pihaknya juga memastikan akan ada sosialisasi lebih lanjut.
“Studi kelayakan dilakukan untuk merevisi desain yang disusun pada 1980-an lalu, apakah masih relevan dengan kondisi saat ini atau tidak? Apakah masih cocok dibangun di titik-titik yang ditentukan saat itu atau tidak?” kata Arso, kemarin.
Menurut Arso, ada tiga titik lokasi yang dulu direncanakan untuk pembangunan bendungan. Ketiga titik itu akan disurvei kembali. Setelah dilakukan survei, kata Arso, masih akan dilakukan sosialisasi untuk melihat reaksi warga, apakah setuju atau tidak dengan rencana itu.
Sebelumnya, anggota Komisi A DPRD, Sutrisno meminta Pemkab tidak memaksakan pembangunan bendungan itu. Pemerintah juga diminta membuat perencanaan yang matang. Selain reaksi warga, pemerintah diminta melihat manfaat bendungan itu secara ekonomis bagi warga.
“Tujuan dibangun bendungan itu kan untuk mengurangi aliran sedimentasi Waduk Gajah Mungkur. Tapi apa harus berbentuk bendungan? Apa tidak bisa dibangun cek dam dalam jumlah banyak?” katanya.
Seperti diberitakan, pembangunan Bendungan Pidekso telah masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014. Namun rencana itu mendapat reaksi keras berupa penolakan dari ratusan warga di empat desa di Giriwoyo yang berpotensi tergusur. Awal April lalu, warga empat desa itu menggelar rapat bersama dan menyampaikan penolakan dalam bentuk tertulis, ditandatangani oleh kepala empat desa yakni Pidekso, Tukulrejo, Gedongrejo, dan Bulurejo.

Warga Kelurahan Kasihan Mengadukan Kinerja Lurah Ke DPRD Wonogiri

Sedikitnya 30 warga Kelurahan Kasihan, Kecamatan Ngadirojo, Senin (30/5/2011) pagi mendatangi Komisi A DPRD Wonogiri untuk mengadukan kinerja lurah mereka, Ristanto yang mereka duga melakukan sejumlah penyimpangan.
Mereka minta Pemkab dan DPRD lakukan crosscheck dan jika terbukti lurah diminta diganti.
Pantauan Espos, warga yang dikoordinasi oleh salah satu warga, Sunardi alias Kenthus itu mulai berdatangan sekitar pukul 09.00 WIB. Acara dengar pendapat sendiri baru dimulai pukul 10.00 WIB dipimpin oleh Ketua Komisi A DPRD, Soetarno SR dan Sekretaris Komisi A, Samino, serta dihadiri pula oleh Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda), Reni Ratnasari, Kabag Tata Pemerintahan, Sungkono, Kabag Pertanahan, Guntur Wasito, Camat Ngadirojo, Maryanto dan Lurah Kasihan, Ristanto.
Dalam kesempatan tersebut, koordinator warga, Sunardi mengungkapkan adanya dugaan penyimpangan dana alokasi kelurahan (DAK) oleh Lurah Kasihan.
Menurut Sunardi, pada 2008 lalu, ada dana untuk dua lingkungan, yakni Kasihan dan Pakelan, masing-masing senilai Rp 5 juta. Dana itu untuk pembangunan talut dan saluran irigasi. Sedangkan pada 2009 ada DAK untuk dua lingkungan, Taruman dan Trawas, masing-masing juga Rp 5 juta, untuk pembangunan rabat jalan.
“Masalahnya yang tanda tangan kuitansi penerimaan, tidak merasa menerima uang apapun,” kata Sunardi.

Pendidikan Anak Usia Dini Di Wonogiri Masih perlu Dibina

Mayoritas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Wonogiri masih butuh  pembinaan, bimbingan dan perhatian lebih dari pemerintah.
Hal tersebut dikatakan salah satu anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng, Tety Indarti, saat menghadiri lomba menggambar dan mewarnai untuk memperingati ulang tahun ke-1 PAUD Ceria Bimba AIUEO di Sendangijo, Selogiri, Minggu (29/5/2011).
“Kalau saya lihat kondisi PAUD masih cukup memprihatinkan, masih kurang bimbingan, pengarahan dan terlebih bantuan sarana prasarana pendidikan. Ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah,” kata anggota DPRD Jateng dari Fraksi Partai Demokrat tersebut.
Tety mengatakan kemarin sengaja hadir di acara itu untuk memberikan motivasi dan semangat agar PAUD di Kabupaten Wonogiri bisa lebih berkembang. Karena bagaimanapun anak-anak pra sekolah adalah aset masa depan bangsa.

Meski Ditentang, Mobil Dinas Untuk Muspida Wonogiri Tetap Diserahkan

Meski mendapat tentangan dari kalangan masyarakat, Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto menyatakan akan tetap menyerahkan mobil dinas operasional yang baru dibeli dengan uang APBD senilai Rp 1,03 miliar kepada empat pimpinan Muspida. Alasannya, hal itu sudah menjadi ketetapan dalam APBD yang disetujui bersama eksekutif dan legislatif.

Ditemui wartawan, akhir pekan lalu, Danar mengatakan secepatnya akan menyerahkan mobil-mobil itu dengan status pinjam pakai. “Saat ini masih dalam pembahasan. Nanti secepatnya akan kami serahkan karena ini memang sudah jadi ketetapan dalam APBD,” kata Danar. Ditanya soal kemungkinan pihaknya digugat jika menyerahkan mobil itu mengingat kerasnya suara penolakan dari kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM), Danar tidak memberi banyak komentar. “Kalau mau digugat ya nanti kita lihat gugatannya seperti apa,” katanya.
Terpisah, Ketua LSM Putra Perwira Bangun Bangsa (PPBB), Kenthut Suryatno mengatakan saat ini tengah menyiapkan materi gugatan terkait rencana Pemkab menyerahkan Mobdin baru ke empat pimpinan Muspida. Menurutnya, penyerahan Mobdin ke pimpinan Muspida sangat tidak pada tempatnya mengingat situasi ekonomi saat ini.
“Sejak awal kami sudah menentang rencana pengadaan Mobdin untuk Muspda ini. Tapi Pemkab tetap merealisasikan,” kata Kenthut, saat dihubungi Espos, Minggu (29/5).
Menurut Kenthut, pengadaan Mobdin itu tidak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Dia kemudian membandingkan seandainya uang Rp 1,03 miliar itu dialokasikan untuk perbaikan jembatan, maka bisa untuk 4-5 jembatan dan ekonomi masyarakat bisa menggeliat.
Lebih jauh, Kenthut mengatakan materi gugatan yang direncanakan adalah mengembalikan anggaran pembelian Mobdin itu ke kas daerah agar bisa dipakai untuk keperluan lain yang lebih mendesak dan mendatangkan manfaat langsung bagi masyarakat. Seandainya hal itu tidak memungkinkan, Kenthut mengatakan masih ada alternatif lain, yaitu Mobdin itu tidak perlu diserahkan ke Muspida tetapi diberikan bagi satuan kerja yang sangat membutuhkan peremajaan alat transportasi.
Kenthut mencontohkan Bidang TK-SD Dinas Pendidikan saat ini kendaraannya sudah tua, padahal mereka sering harus berkeliling ke berbagai daerah. Begitu juga dengan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat yang kerap harus ke medan yang sulit untuk melihat lokasi bencana.
Sebagaimana diberitakan, Pemkab telah merealisasikan pembelian empat Mobdin yang rencananya untuk dipinjampakaikan ke Muspida dari dana APBD senilai Rp 1,03 miliar. Mobil itu jenis Toyota Kijang Innova dan saat ini tersimpan di garasi Setda menunggu diserahkan. Sejak awal pengadaan Mobdin ini mendapat tentangan, bahkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) juga mengaku masih harus berkonsultasi dengan Kejaksaan Agung sebelum memutuskan untuk menerima karena baru bulan Maret lalu, Kejakgung mengirimkan mobil baru.

Motor F4 RR Segera Diuji

Pabrikan MV Agusta di Varese, Italia, mulai sibuk. Varian F4 telah masuk produksi. Yang dibangun pertama adalah Superbike RR F4 dan akan langsung masuk tahap pengujian.
Sepeda motor 201-bhp ini diperkenalkan MV AGusta beberapa pekan lalu. MV Agusta mengklaim varian ini sebagai Superbike paling terdepan dan kuat di dunia. Konsumen bisa melihat beberapa pendapat obyektif dari F4-RR, sesudah menjalami penguji dari master di seluruh dunia.

Motor ini akan dijual senilai 17.999 poundsterling (sekitar Rp250 jutaan). Sementara F4 versi standar tetap dijual dalam kisaran 14,499 poundsterling atau sekitar Rp200 juta.

F4-RR akan dipajang dalam acara EICMA, di Milan November mendatang. Selain RR F4, juga akan varian telanjang Baby B3 Brutale.

Kekuatan F4-RR MV Agusta akan datang dengan lebih besar bore, stroke lebih pendek (corsacorta) dan besar, katup titanium lebih ringan. Ada juga beberapa tweak rasio roda gigi internal dilakukan untuk perbaikan percepatan.

Up-grade lainnya termasuk suspensi Ohlins, velg aluminium yang ditempa, rem Brmbeo, dan dua skema cat baru (pastel merah/putih dan mutiara putih). Ciri asli MV seperti bagian-bagian khusus layaknya sistem knalpot dan ECU mesin balap juga disediakan untuk konsumen.

Serangan hama wereng menyebar di 15 kecamatan

Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) jenis wereng batang coklat (WBC) tahun ini meluas. Jika tahun lalu OPT tersebut hanya mengganas di Kecamatan Selogiri namun tahun ini serangan telah meluas hingga separuh atau di 15 dari 25 kecamatan di Wonogiri.
Berdasar pemantauan Espos, Sabtu (28/5/2011), kondisi batang tanaman padi di Kecamatan Selogiri mengering. Sebagian tanaman padi juga masih terlihat hijau namun di tengah-tengah lahan terselip batang padi yang berubah warna menjadi coklat secara menggerombol. Salah seorang warga Selogiri, Sunar mengistilahkan batang tanaman padi yang kering tersebut dengan istilah kobong atau terbakar.
“Mungkin kebanyakan pestisida yang disemprotkan karena hama wereng masih mengganas,” ujarnya.
Mengganasnya serangan OPT itu diakui oleh Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan TPH) Wonogiri, Guruh Santoso.
Dia menyebutkan, dana pengadaan pestisida pada APBD Wonogiri tahun ini hanya Rp 25 juta. Guna mengantisipasi banyaknya petani yang mengajukan bantuan pestisida, pihaknya telah mengirimkan proposal bantuan ke Provinsi Jateng.

2014, Partai Golkar Targetkan 15 kursi di DPRD Wonogiri

DPD Partai Golkar (PG) Wonogiri mentargetkan perolehan 15 kursi di DPRD setempat pada Pemilu legislatif 2014 mendatang, atau bertambah tiga  kursi dibandingkan perolehan pada 2009 lalu. Terkait itu, PG bertekat mempertahankan loyalitas kadernya agar tidak ada yang membelot ke partai lain.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD PG Wonogiri, Edi Santoso, kepada wartawan di sela-sela rapat koordinasi dan pengukuhan 25 Pengurus Kecamatan (PK), Pengurus Daerah (PD) Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan PD Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) periode 2011-2015, di GOR Giri Mandala, Minggu (29/5/2011).
Acara itu dihadiri 1.000-an kader PG, pengurus DPD PG Wonogiri, pengurus di tingkat provinsi dan pusat. Termasuk Ketua DPP PG, yang juga Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Thohari.
“Pengukuhan ini sengaja kami adakan bersama karena sesuai aspirasi dari pengurus di kecamatan agar ada kebersamaan dan solidaritas antarpengurus di tingkat kecamatan dan sayap-sayap PG,” kata Edi, dalam acara yang dihadiri Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto dan Wakil Bupati Yuli Handoko itu.

2 Karya Guru SMKN Bulukerto Wonogiri Raih Sukses

Dua karya guru SMKN 1 Bulukerto, Kabupaten Wonogiri meraih sukses di ajang lomba tingkat Provinsi Jateng, 18-26 Mei lalu.
Dua karya itu adalah kategori teknologi tepat guna (TTG) dan kategori rekayasa perangkat lunak (RPL).
Kategori TTG, karya berjudul Pengaman Sederhana Sepeda Motor Jenis Honda Supra Dengan Memanfaatkan Kerja Relay Empat Kaki meraih juara II sedangkan di kategori lomba RPL, karya berjudul Pembelajaran online di SMKN 1 Bulukerto meraih juara harapan I.
Pernyataan itu disampaikan Kepala SMKN 1 Bulukerto, Drs Suwandi kepada Espos, Sabtu (28/5/2011). Menurutnya, para juara mendapatkan trofi dan uang pembinaan.
“Di kategori TTG karya tersebut buatan dua guru yakni Singgih dan Hanung sedangkan di kategori RPL karya tersebut juga dibuat oleh dua guru, yaitu Sri Widodo dan Ipo. Kami berharap prestasi guru-guru itu diikuti oleh guru lain dan siswa,” ujarnya.

Museum Radya Pustaka Solo Minta Dijaga Satpam

Pihak Museum Radya Pustaka meminta pengadaan personel keamanan (Satpam) kepada Pemkot Solo dan Mapolres Surakarta sebagai upaya untuk mengantisipasi adanya pencurian. Selama ini museum tertua di Indonesia tersebut nyaris tidak ada yang jaga kecuali hanya penunggu loket karcis masuk. Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Sandjata,  Sabtu (28/5) mengatakan pengajuan pengadaan satpam itu sudah dilakukan melalui surat resmi kepada instansi terkait pada Rabu (25/5) lalu. “Kita sudah kirimkan permohonan kepada Mapolres Surakarta dan Satpol PP oleh bagian administrasi,” ujarnya.
Sementara, saat ini Radya Pustaka melengkapi pengamanan dengan dipasangnya CCTV dan alarm. Dua alat itu sudah dioperasikan sejak tahun 2008 lalu. “Kalau pintu depan dibuka paksa pasti alarm langsung nguing-nguing,” imbuh Sandjata.

Seluruh Masjid Di surakarta Diminta Benahi Kiblat

Kementerian Agama Surakarta, melayangkan surat pemberitahuan hari penentuan arah kiblat yang jatuh hari ini, Sabtu (28/5),kemaren  ke seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan di Solo.
Surat untuk membenahi arah kiblat itu, diteruskan ke seluruh masjid, musala dan langgar di Solo. ”Kemenag Surakarta telah melayangkan surat pemberitahuan itu ke seluruh KUA Kecamatan yang diteruskan ke masjid tiap-tiap daerah,” ujar Ahmad Nasirin, Kepala Kemenag Surakarta, kemarin.
Menurutnya, hari ini adalah waktu yang tepat penentuan arah kiblat. Karena, hari ini posisi matahari tepat di atas Kabah. ”Namanya Yaumul Roshdil Qiblah, atau istilah lain Istiwaul A’dhom, yakni waktu di mana posisi matahari berada tepat di atas Kabah. Tepatnya pukul 16.17.54 WIB,  Sabtu (28/5),” katanya.
Secara teknis, lanjut dia, membenahi arah kiblat yang kurang tepat, bukan hal sulit, karena ada petunjuknya. Jika arah kiblat tidak dibenahi, katanya, justru memicu polemik yang akan muncul di kemudian hari. ”Arah kiblat sangat penting sekali bagi umat Islam. Salat merupakan rukun agama Islam yang harus dilaksanakan dengan benar. Sehingga arah kiblat itu penting,” ujarnya.
Waktu yang tepat membetulkan arah kiblat sangat langka. Dalam kurun satu tahun, matahari akan berada tepat di atas Kabah sebanyak dua kali. Yaitu pada tanggal 28 Mei 2011 pukul 16.17.54 WIB (12.17.54 waktu Saudi) dan pada tanggal 16 Juli 2011 pukul 16.27 WIB (12.27 waktu Saudi).
”Kecuali pada tahun Kabisat maka hari penentuan arah kiblat maju satu hari yakni 27 Mei dan 15 Juli. Pada saat itu semua bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan menghadap ke arah Kabah di Makkah,” katanya.
Percontohan Kiblat
Di Surakarta, kata Nasirin, ada 799 tempat ibadah muslim yang terdiri dari 503 masjid, 124 langgar, dan 172 musala yang terdaftar. Masjid MUI di Semanggi Pasar Kliwon dan MTS Negeri 2 Surakarta yang beberapa hari lalu direnovasi sudah dikoreksi arah kiblatnya. Meski demikian, pihaknya tetap melayangkan surat pemberitahuan itu.
”Kami harap seluruh masjid, langgar dan musala bisa melakukan koreksi terhadap arah kiblat masing-masing. Nanti yang menjadi percontohan adalah masjid di Kantor KUA dan madrasah. Bagi yang sedang membangun, diharapkan juga langsung menyesuaikan,” katanya.

Bupati Ajukan Izin Penggunaan Lahan untuk waterboom ke Menteri PU

Bupati Danar Rahmanto mengajukan permohonan izin  kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Hal tersebut dilakukan karena Kementerian Pekerjaan Umum yang berhak memberikan izin, sedang Perum Jasa Tirta hanya mengelola Waduk Gajah Mungkur. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh status tanah terkait pengurusan IMB. 
“Ternyata yang menerbitkan izin bukan Jasa Tirta tapi Kementerian PU. Karena Jasa Tirta hanya penguasa untuk pengelola saja. Segala perizinan Kementerian PU yang berwenang. Saat ini sudah disusun segala berkasnya. Dan setelah lengkap segera kami mohonkan ke Kementerian PU, paling lambat nanti akhir Juni izin sudah keluar,” kata Danar, Jumat (27/5).
Bupati menambahkan Jasa Tirta tidak terlibat dalam pembangunan proyek waterboom. Pembangunan hanya dilakukan Pemkab, investor dan Kementrian PU. Nantinya, dengan fakta ini, maka IMB atas pembuatan waterboom baru bisa dipenuhi. Bupati mengatakan sambil menunggu izin ini keluar dan IMB juga diterbitkan, pengerjaan diteruskan. “Kami juga mohon maaf kepada pengembang. Bukannya ada maksud untuk menghambat atau apa. Pengerjaan terus dengan pertimbangan untuk kepentingan umum,” tambahnya.

Pacaran Kelewat Batas, Siswi SMP Di Wonogiri Hamil Dua Bulan

Diduga mencabuli siswi kelas IX SMP, Triyanto (20), warga Dusun Cabe, Desa Sambiharjo, Kecamatan Paranggupito, mendekam di tahanan Polres Wonogiri,  sejak, Kamis (26/5). Dia dilaporkan orangtua, DW (16), warga Desa Gunturharjo, yang tengah hamil dua bulan.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatreskrim AKP Sugiyo mengatakan perbuatan tersebut dilakukan tiga kali, sejak Maret hingga terakhir 18 April, lalu. Pengakuan pelaku perbuatan selalu dilakukan pada siang hari di rumah korban saat kondisinya kosong. “Awalnya tersangka datang ke rumah korban dan berbincang-bincang. Lama-lama ajakan untuk berbuat itu dikatakan tersangka. Dari pengakuan korban, ajakan itu sedikit memaksa. Hingga akhirnya korban mau melakukan,” kata Sugiyo, Jumat (27/5).
Menurut Sugiyo, keluarga korban melapor karena tersangka tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan DW. Atas perbuatan tersebut, Triyanto terjerat Pasal 81 atau Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002. Dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Dalam pemeriksaan, tersangka mengakui perbuatan dilakukan atas dasar suka sama suka. Ia mengakui berpacaran dengan korban dan atas perbuatan itu sebenarnya mau bertanggung jawab, tapi orangtua korban tidak menyetujui. “Saya mau bertanggung jawab, tapi bapaknya tidak mau. Perbuatan itu atas dasar suka sama suka, tidak ada paksaan,” kata pemuda yang bekerja di warung bakso di Yogyakarta, itu.
Diakui perbuatan dilakukan saat kedua orangtua korban tengah berada di ladang. Orangtua korban biasa pulang pada sore hari, sehingga saat siang rumah kosong.
Barang bukti yang disita yakni dua handphone milik tersangka dan korban. Selain itu, sepeda motor milik tersangka serta pakaian korban.

Himbauan Kapolres Wonogiri Jangan Sepelekan Di Pedesaan Juga Rawan Kecelakaan

Kapolres Wonogiri AKBP Nu Ketut Swastika mengemukakan, di wilayah Kabupaten Wonogiri tingkat kepadatan kendaraan bermotor mulai tinggi. Baik kendaraan roda dua empat atau lebih. Karena itu Kapolres mengingatkan, agar masyarakat Wonogiri lebih berhati hati dan mematuhi rambu rambu lalulintas.
Menurut Kapolres, hamper setiap hari terjadi kecelakaan satu sampai dua kali, meski itu kecelakaan ringan. “Arus kendaraan bermotor sudah mulai padat, terutama pada jam jam sibuk. Jumlah sepeda motor terus meningkat. Karena itu  polisi harus siap melayani setiap saat,” ujar Kapolres asal Bali usai memimpin  sertijab Kasatlantas yang baru AKP Jueharno SH menggantikan AKP M Ridwan.

Sebelumnya Joeharno adalah Kasatlantas Pekalongan. Sementara M Ridwan mendapatkan tugas baru di Polres Kebumen. Mendapatkan tugas baru di Wonogiri, Joeharno berpendapat tugas sebagai Kasat LL jauh lebih berat di Pekalongan dari  apda di Wonogiri. Sebab jumlah kendaraan dan kerawanan lebih tinggi di bandingkan dengan Wonogiri. Karena itu pengalaman positif di Pekalongan akan diterapkan di Kota Sukses ini. Di Wonogiri menurut Joehari, meski di desa bukan berarti tidak rawan kecelakaan.
Orang desa kurang pengalaman berkendaran di kota juga menjadi salah satu  penyebab kecelakaan. Karena orang desa menurut Joehari kurang pengalaman berkendaraan yang aman dan benar, dari pada orang kota.

Saya Bingung Ditangkap Polisi Atas Tuduhan Memiliki SS

Danang Wahyu Kuncoro (28) terperiksa kasus kepemilikan sabu sabu (SS) merasa bingung. Warga Kaloran Kelurahan Giritirto itu merasa tidak pernah membeli sabu sabu kepada siapapun dan di manapun. Tetapi faktanya sampai Jumat (27/5/11) Danang meringkuk di tahanan Mapolres Wonogiri.
Danang selain dituduh menyimpan dan memiliki SS, juga dituduh sebagai penikmat selinting ganja kering. “Terus terang saya bingung. Saya punya kenalan baru, belum lama. Dia mengaku orang Solo, namanya Sandi, masih muda. Sebelum ditangkap, saya ditilpun Sandi. Mau dijak senang senang, sekira jam 10 malam  di Jatirejo, timur gereja,” tutur Danang.
Selain mengamankan Danang, polisi juga mengamankan Mahardika Pratama (19) warga Banaran, Wonoboyo Wonogiri. Ceritanya, di Jatirejo, malam itu pesta minuman keras diikuti lima orang. Yaitu, Danang, Mahardika Pratama, Suryo, Tedy dan Sandi. Suryo (20) adalah warga Jatirejo Wonoboyo Wonogiri, sedangkan Tedy (25) warga Pojok Manjung Wonogiri, serta Sandi ngaku asal Solo.


Danang mengaku malam itu sebenarnya tidak bemaksud pesta miras. Dia bahkan mengaku merasa dipaksa oleh kawan kawannya itu. “Malam itu mau pulang gak boleh. Saya diajak ngobrol dengan Sandi. Saya diminta cerita ke istri, anak dan keluarga.
Terus dompet saya dipinjem, katanya mau lihat foto istri dan anak. Terus saya pergi kencing. Setelah balik, tidak lama kemudian saya ditangkap polisi,”
ujarnya. Danang mengaku selama ini tidak pernah membeli dan menikmati SS.
Soal selinting ganja kering, menurut Danang juga berasal dari kawannya yang mengaku berasal dari Solo. Ganja kering itu, Danang mengakui menikmatinya. Namun dia tidak sendirian. Empat kawan lainnya juga turut menimati secara bergantian selinting ganja tersebut. Namun dua kawannya, hanya menjadi saksi saja, yaitu Tedy dan Suryo.
Sementara Mahardika juga turut disel sejak 17 Mei lalu bersama Danang. Mahardika dituduh turut menikmati pesta miras dan ganja kering. Danang maupun Mahardika tidak bisa berbuat banyak, kini menunggu penyidikan selesai untuk menjadi tersangka.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika mengemukakan, Kedua pelaku ditangkap polisi saat digelar operasi antic dan hasil target operasi. “Tersangka SS dan ganja ada dua orang. Satu hasil operasi antic dan satunya lagi memang buronan,” katanya, Jumat (27/5/11) usai memimpin sertijab Kasatlantas Polres Wonogiri dari AKP M Ridwan kepada Joeharno SH.

Merasa Tertipu, Ratusan Pelanggan Telkomsel Soloraya Protes

Merasa tertipu, ratusan pelanggan Telkomsel Soloraya memprotes petugas di kantor  Grapari , Purwosari Solo, Sabtu (28/5/2011). Mereka menuding Telkomsel telah melakukan kebohongan publik lantaran iklan program Upgrade Blackberry gratis ternyata dibatasi.
Sementara ratusan orang yang menerima undangan via short message service (sms) terlanjur mengantre di kantor Grapari tersebut. Akibatnya perang mulut pun tak terelakkan. “Kami pelanggan Telkomsel selama 12 tahun dikecewakan. Ini pembohongan publik, ketus Sutarto, salah satu pelanggan Telkomsel asal Solo.
Sementara Divisi Pemasaran Telkomsel Solo, Gangsar mengakui  ada kesalahan teknis dari pihaknya dalam menyampaikan informasi layanan tersebut.

Rumah Sakit Se-DIY Lakukan Simulasi Penanganan Korban Gempa Bumi

Mengenang bencana alam gempa bumi yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah lima tahun silam, sedikitnya ada 33 rumah sakit yang ada di Yogyakarta mengadakan simulasi penanggulangan gempa bumi. Acara simulasi ini dilakukan di RS Jogja, Jalan Wirosaban No 1 Yogyakarta.

“Tahun lalu, kami memang punya rencana simulasi rancangan penanganan bencana, namun belum pernah kami realisaikan. Baru bisa terlaksana tahun ini,” kata Direktur Utama RS Jogja, Sri Aminah, Sabtu (28/5/2011).

Menurut undang-undang, lanjut dia, seluruh rumah sakit harus menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana alam. Dengan diadakan simulasi bencana alam ini, akan ada tinjauan kembali bagaimana rumah sakit dapat secara cepat dan tanggap menolong para korban bencana dengan mengedepankan fasilitas dan layanan yang tetap bagus.

“Misalnya, bagaimana listrik harus terus hidup dalam keadaan darurat. Kemudian kebutuhan logistik dan peralatan juga harus siap saat menanggani pasien. Ada juga jalur evakuasi khusus dalam rumah sakit untuk mengeluarkan pasien dari dalam rumah sakit,” katanya

Dia menambahkan, penanganan bencana tetap harus membutuhkan koordinasi beberapa sektor dan bukan hanya instansi rumah sakit saja. Ada pihak lain turut memberi materi dalam simulasi bencara ini, yakni dari Dinas Kesehatan DIY dan Badan Koordiansi Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta.

“Kita tetap harus bagus menangani pasien meski bencana terjadi bencana alam seperti Mei tahun 2006 silam,”ujarnya.

Penduduk Di Kabupaten Wonogiri Menyusut

Jumlah penduduk Wonogiri 928.687 jiwa atau mengalami penurunan rata-rata 0,93 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Hal tersebut berdasarkan hasil sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik tahun 2010. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Bupati Yuli Handoko di sela-sela membuka rapat kerja daerah program keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan Kabupaten Wonogiri 2011 di Ruang Data Setda, Kamis (26/5).
Sedangkan berdasar evaluasi angka pencapaian KB Baru di 2010 ada 25.441. Jumlah ini melebihi target 100 persen yakni mencapai 103,95 persen. Kemudian masih terdapat 218.125 pasangan usia subur. Di mana sebanyak 82,7 persennya adalah peserta KB aktif. Kepala Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Wonogiri Widodo menyampaikan Rakerda adalah tindak lanjut dari kegiatan serupa di provinsi 7 Februari, lalu. “Bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program KB. Rakerda juga dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah,” jelasnya. Dalam Rakerda tersebut, menghadirkan pembicara Dosen Pascasarjana Unsoed, Arief Suryono.

Elang Jawa Terancam Punah

Keberadaan burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Jawa Timur, terancam punah. Hasil survei ProFauna Indonesia, saat ini diperkirakan jumlahnya tinggal dua ekor saja.

Chairman Profauna Indonesia, Rosek Nursahid menyebutkan, bila dibandingkan dari hasil pemantauan tahun 1997, saat ini jumlahnya menurun drastis. "Pada tahun 1997, masih terlihat sekitar 6 ekor Elang Jawa yang terbang di kawasan Rahura R. Soerjo. Kini, tinggal dua ekor saja," ujar Rosek

Pada tahun 1993, Elang Jawa telah ditetapkan sebagai burung nasional. Sehingga merupakan jenis satwa yang dilindungi keberadaannya di alam bebas. Penetapan ini, dikarenakan burung jenis tersebut mulai langka. Selain itu, Elang Jawa juga dianggap mirip dengan Burung Garuda, yang menjadi lambang negara.

Rosek menyebutkan, penurunan populasi Elang Jawa di Tahura R. Soerjo, lebih disebabkan karena penurunan kualitas habitatnya. Habitat yang rusak membuat mangsa Elang Jawa semakin berkurang. Penggunaan pestisida kimia berlebihan dilahan pertanian yang berbatasan dengan hutan, turut mempengaruhi keberadaannya.

Elang Jawa adalah burung pemburu berukuran sekitar 60 cm. Hidup di hutan primer yang ada di Pulau Jawa. “Dalam rantai makanan, burung ini merupakan top predator. Biasanya memangsa burung-burung besar, dan mamalia seperti ayam hutan, tupai, musang, jelarang dan kelelawar buah,” tuturnya.

Saat ini dia memperkirakan total populasi Elang Jawa tidak lebih dari 400 ekor saja. Apabila populasi dan habitat di Tahura R. Soerjo turut menyusut, tentunya sangat disayangkan. "Sudah seharusnya pemerintah menghentikan laju deforestasi di Pulau Jawa" katanya.

Menurut catatan ProFauna, selain di Tahura R Soerjo, ada beberapa tempat lain di Jawa Timur yang juga menjadi habitat Elang Jawa. Lokasi itu antara lain,  di Pulau Sempu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo, dan Pegungan Hyang dan Kawah Ijen. Elang jawa bisa hidup di hutan primer mulai dari ketinggian 0 meter hingga 3000 meter dari permukaan laut.

"Namun, kami belum mengetahui pasti status populasinya terkini," ujarnya.

Selain faktor rusaknya habitat,dan penggunaan pestisida kimia secara berlebih. Penurunan populasi ini, juga bisa terjadi secara alami. Mengingat, pertumbuhan Elang Jawa sangat lambat. Burung ini dianggap sudah dewasa, apabila berumur 3-4 tahun. Mereka juga hanya berkembang biak satu kali dalam satu atau dua tahun. “Elang Jawa hanya bisa bertelur satu butir saja. Menurut Rosek, telur tersebut akan dierami selama sekitar 47 hari. Setelah anaknya menetas, selama 1,5 tahun akan hidup bersama induknya,” terang Rosek.

Pemkab Wonogiri Kejar Status Tanah Waterboom

Persoalan status tanah yang mengganjal proyek waterboom Gajah Mungkur ternyata lebih rumit dari perkiraan. Tadinya, Pemkab Wonogiri mengira masalah status tanah itu akan selesai dengan keluarnya izin dari Perum Jasa Tirta (PJT), tapi ternyata PJT tak punya kewenangan untuk itu.
Akibatnya, Pemkab kini harus mengejar izin atas penggunaan tanah itu ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) selaku pemilik resmi tanah di sekitar lokasi Waduk Gajah Mungkur (WGM).  Hal tersebut diungkapkan Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, saat ditemui wartawan seusai mengikuti sidang paripurna membahas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Gedung DPRD, Jumat (27/5/2011).
Menurut Danar, dari informasi diterimanya, PJT ternyata hanya sebagai pemegang kuasa pengelolaan tanah. Sedangkan pemegang kuasa kepemilikan adalah Kementerian PU. Sehingga izin penggunaan tanahnya harus langsung ke kementerian tersebut. Danar menambahkan permohonan izin penggunaan tanah tersebut saat ini sudah diajukan ke Kementerian PU. Namun jawabannya masih harus menunggu. Danar mengaku optimistis tidak akan ada persoalan untuk mendapatkan izin dari Kementerian PU.

Disdik Wonogiri Usut Nilai UN Yang Hilang

Kasus hilangnya nilai UN seorang siswa SMK di Tirtomoyo yang membuatnya ikut didaftar sebagai peserta ujian Paket C akhirnya selesai. Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri sudah menelusuri nilai itu ke pelaksana UN di Semarang dan memastikan nilai itu ada.
Dengan demikian, siswa SMK itu tidak perlu lagi mengikuti ujian Paket C. Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Wonogiri, Suparno, saat dimintai penjelasan oleh Ketua Komisi D DPRD, Martanto, perihal tidak keluarnya nilai UN siswa tersebut, Jumat (27/5).
“Memang ada salah satu siswa SMK di Tirtomoyo yang kemarin nilainya belum keluar untuk mata pelajaran Matematika. Setelah ditelusuri ke Semarang, nilai itu ada dan dipastikan keluar. Saya sudah mengutus salah satu staf untuk mengambil nilai itu di Semarang,” ungkap Suparno.
Suparno mengatakan tanpa nilai yang sebelumnya dinyatakan hilang itu, siswa SMK tersebut sebenarnya sudah dipastikan lulus karena nilainya sudah di atas nilai rata-rata kelulusan. Jadi, berapa pun nilai yang didapat pada satu mata pelajaran itu tidak akan berpengaruh pada kelulusannya. Hanya saja tentunya akan tidak baik efeknya jika ada salah satu nilai mata pelajaran yang kosong.
“Ya karena nilainya sudah dipastikan keluar, pendaftarannya sebagai peserta ujian Paket C dibatalkan. Kemarin dia mendaftar kan hanya untuk jaga-jaga seandainya nilainya tidak keluar,” kata Suparno.
Sebagaimana diberitakan, sebanyak 11 siswa hingga Kamis (26/5) telah terdaftar di Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Disdik Wonogiri sebagai peserta ujian kesetaraan Paket C. Ujian ini diperuntukkan bagi siswa yang tidak lulus.
Sementara itu menanggapi penjelasan Suparno mengenai nilai siswa yang tidak keluar itu, Ketua Komisi D DPRD, Martanto mengaku lega. Kabar mengenai tidak keluarnya nilai UN siswa SMK itu dinilainya sangat mengejutkan dan ia sangat menyayangkan hal itu. “Untunglah akhirnya bisa keluar. Kasihan anak itu kalau ada salah satu mata pelajaran yang nilainya kosong, padahal ia sudah belajar, berusaha dan mengikuti ujian,” kata Martanto.

Stok Beras Raskin Wonogiri Tinggal Untuk Dua Bulan

Persediaan beras untuk rakyat miskin (Raskin) di Kabupaten Wonogiri saat ini tersisa 2.397 ton. Dengan jumlah terdistribusi rata-rata 1.100 ton per bulan, persediaan itu diperkirakan hanya cukup untuk dua bulan ke depan atau sampai Juli 2011.
Kendati demikian, pihak Kantor Ketahanan Pangan selaku penanggungjawab distribusi Raskin mengaku tak khawatir dengan kondisi itu. Dalam waktu dekat, lahan pertanian di Wonogiri bisa dipanen sehingga akan tersedia stok dalam jumlah cukup. Raskin dibagikan setiap bulan kepada 73.439 rumah tangga sasaran (RTS) penerima manfaat (PM). Masing-masing RTS mendapat 15 kg.
“Untuk saat ini, stok Raskin di gudang Bulog Wonogiri masih cukup untuk dua bulan ke depan. Jatah bulan Mei sudah didistribusikan pada tanggal 20-27. Tapi sebentar lagi beberapa daerah kan mulai panen. Jadi tak perlu dikhawatirkan,” ungkap Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, didampingi Kasi Pelayanan Intensifikasi Pangan, Baroto, saat ditemui wartawan, Jumat (27/5).
Ditanya soal kemungkinan menurunnya produksi beras menyusul serangan hama wereng coklat yang meluas hingga ke delapan kecamatan belum lama ini, Safuan mengaku tidak begitu khawatir. Dia mengaku memang tidak berwenang dalam hal produksi karena itu adalah domain Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Hortikultura (PTPH). Tapi dengan kondisi cuaca yang mulai membaik, hujan mulai jarang dan sedikit kering, dia optimistis serangan hama itu akan bisa diatasi.
Sebagaimana diberitakan, serangan hama wereng coklat yang tadinya paling banyak hanya menyerang di lahan pertanian Selogiri dan Wonogiri, mulai menyebar ke arah selatan. Beberapa daerah seperti Wuryantoro, Eromoko, Giriwoyo, Baturetno, Batuwarno, Karangtengah yang tadinya aman, mulai ikut terserang.
Hingga pekan lalu, total luas lahan yang terkena serangan wereng mencapai 511,5 hektare di delapan kecamatan dan 15 hektare di antaranya telah puso. Dibandingkan total luas lahan yang ditanami di seluruh Wonogiri mencapai 24.846 hektare, lahan yang terserang wereng terbilang sangat kecil, hanya 0,02%. Dengan demikian diperkirakan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap hasil panen secara keseluruhan.
“Hasil panen secara keseluruhan mungkin tidak akan terpengaruh. Tapi kalau per wilayah yang terserang mungkin terpengaruh,” kata Kepala Dinas PTPH, Guruh Santosa, saat dihubungi, Jumat.
Lebih jauh, Guruh mengatakan saat ini pihaknya terus berupaya mengatasi serangan wereng tersebut. Sebagian lahan yang hanya mengalami serangan ringan berhasil diselamatkan. Namun, masih banyak pula lahan yang terserang dengan intensitas berat menuju puso.
“Saat ini upaya masih terus dilakukan untuk memberantas wereng. Hanya memang kali ini intensitas serangan di beberapa wilayah agak berat,” tambahnya.

Cipta Menu Makanan Sehat Dilombakan Di Setda Wonogiri

Beraneka jenis menu makanan sehat berbasis potensi sumber daya wilayah dipamerkan oleh 20 kelompok wanita dari 10 kecamatan dalam lomba Cipta Menu Sehat di Ruang PKK Kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Jumat (27/5/2011).
Kelompok tersebut merupakan penerima program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP). Sepuluh kecamatan asal peserta lomba  adalah Karangtengah, Nguntoronadi, Pracimantoro, Manyaran, Paranggupito, Wuryantoro, Purwantoro, Girimarto, Giritontro dan Slogohimo. Para peserta berlomba menciptakan menu sederhana yang bergizi, beragam, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya di wilayah masing-masing.
“Ketahanan pangan dan pemenuhan gizi seimbang dimulai dari keluarga. Lomba ini diharapkan bisa mewujudkan ketahanan pangan keluarga dengan sumber bahan makanan dari lingkungan sekitar,” kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, dalam sambutannya saat

Benda Mirip Bom Gegerkan Warga Panularan Solo

Benda mirip bom yang ditemukan penghuni kos-kosan di Baron Gede RT 1 RW I Panularan Laweyan, Jumat (27/5/2011) sempat menggegerkan warga setempat.
Tim Gegana turun ke TKP untuk mengecek keberadaan benda yang diduga bom itu. Kurang lebih satu jam menjelang Salat Jumat, penemuan benda itu menyita perhatian warga setempat.
Informasi yang dihimpun Espos menyebutkan, Yuli, salah satu penghuni kos milik Kilan, 78 adalah orang yang kali pertama menemukan benda rangkaian mirip bom itu pada Jumat sekitar pukul 07.00 WIB. Yuli kemudian menyampaikan kepada penghuni kos lainnya, Roni, 15.
Rangkaian benda mirip bom yang antara lain terdiri atas kabel, aki kering dan timer itu terletak di jok motor Vega AA 4476 UD milik penghuni kos lainnya, Sulthonudin, 28. Selain itu ditemukan pula botol berisi cairan biru berwarna keruh.
Namun, baik Yuli maupun Roni tidak memberitahukan keberadaan rangkaian tersebut kepada Sulthonuddin.
Sekitar pukul 09.00 WIB, Sulthonuddin baru mengetahui keberadaan rangkaian tersebut saat hendak mencuci sepeda motor. Karena curiga, Sulthonudin kemudian mengecek dan membuka sedikit rangkaian kabel tersebut.
“Khawatir ada apa-apa saya lapor kepada Pak Kilan (pemilik kos-red) ucap Sulthonudin saat ditemui wartawan.
Selanjutnya, Kilan melaporkan kejadian itu kepada Ketua RT 1 RW I, Bambang Tri Broto. Bambang bersama dengan Sekretaris RT 1 RW I, Srihadi, kemudian mengecek dan melaporkan hal itu kepada Mapolsek Laweyan.
Kapolresta AKBP Listiyo Sigit Prabowo membantah adanya bom. “Bukan bom, botol itu berisi cairan sabun,” ucap Kapolres kepada wartawan.

BJ Habibie puji PT Sritex Sukoharjo

Presiden ketiga RI Prof Dr Ing BJ Habibie memuji kemajuan dan kesuksesan yang diraih PT Sritex Sukoharjo. Bermula dari sebuah toko di Pasar Klewer, perusahaan tekstil tersebut saat ini telah memiliki 16.000 orang tenaga kerja (Naker).
Pujian Habibie disampaikan saat mantan orang nomor satu di Indonesia tersebut berkunjung ke kompleks PT Sritex di wilayah Joho, Sukoharjo Kota, Sukoharjo, Jumat (27/5/2011) siang.
“Orang Jerman bilang apa adanya, tak ada bumbu, tidak kurang, tidak lebih. Saya merasakan PT Sritex telah memberikan lapangan kerja, akses kesehatan, kesejahteraan, dan masa depan bagi para karyawan dan keluarganya. Memang seharusnya seperti itu,” ungkap Habibie yang dalam kesempatan tersebut turut didampingi salah seorang puteranya, Ilham Habibie.

Perbaikan Jalan Di Wonogiri Ditarget Selesai Sebelum Lebaran

Balai Pelaksana Teknis (BPT) Bina Marga Provinsi Jateng wilayah Surakarta memastikan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan jalan provinsi yang rusak di Wonogiri dikebut agar bisa selesai sebelum Lebaran, akhir Agustus. Rekanan yang tidak bisa memenuhi target itu akan ditindak tegas.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPT Bina Marga Jateng wilayah Surakarta, Haryono, saat ditemui wartawan di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi C DPRD Wonogiri, Kamis (26/5/2011).
Menurut Haryono, kondisi jalan provinsi yang rusak di Wonogiri kebanyakan masih dalam taraf sedang dan ringan. Panjangnya mencapai 131,6 km atau sekitar 70% dari total panjang ruas jalan provinsi yang mencapai 179,790 km.
“Sudah menjadi sifat alami aspal yang tidak tahan terendam air, maka selama musim hujan yang terus-menerus banyak ruas jalan yang rusak hampir bersamaan. Tapi pemeliharaan terus kami lakukan,” kata Haryono.

Permintaan sapi ke Kabupaten Wonogiri meningkat

Permintaan sapi asal Wonogiri kini meningkat, sebagai dampak merebaknya kasus antraks yang terjadi pada ternak sapi di wilayah Sragen dan Boyolali.
Tak hanya itu, Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno mengungkapkan harga sapi di Wonogiri belakangan juga naik 10-20 persen. Menurut Rully, saat kasus antraks di Boyolali merebak, perdagangan sapi di Wonogiri memang sempat agak menurun. Harga sapi siap potong yang tadinya Rp 10 juta-Rp 14 juta/ekor turun jadi Rp 6 juta-Rp 9 juta/ekor.

“Tapi tak lama kemudian mulai banyak pedagang sapi yang beralih ke Wonogiri. Permintaan sapi meningkat, begitu pula harganya. Sekarang harganya Rp 7 juta-10 juta/ekor,” kata Rully, Kamis (26/5). Didampingi Kabid Peternakan, Gatot Siswoyo dan salah satu staf di Bidang Kesehatan Hewan, Rully mengatakan salah satu fakta yang menggembirakan adalah permintaan dari luar Pulau Jawa, khususnya Sumatera. Selama lima bulan terakhir, sebanyak 427 ekor bibit sapi telah dikirim ke Sumatera. Padahal sebelumnya tidak pernah ada permintaan dari wilayah itu. Sedangkan ke daerah-daerah di Pulau Jawa, biasanya Wonogiri hanya mengirim rata-rata kurang dari 100 ekor per bulan, kini berkisar antara 100-150 ekor per bulan. “Dari informasi yang saya terima, pedagang dari luar Jawa banyak mengambil dari Boyolali dan Sragen tapi sekarang mereka banyak yang beralih ke Wonogiri,” kata Rully.
Sementara untuk kasus antraks, Rully memastikan saat ini Wonogiri masih aman. Pihaknya juga terus meningkatkan pengawasan terhadap sapi-sapi yang keluar masuk Wonogiri. Menurut Rully, Wonogiri cukup beruntung karena bisa memenuhi sendiri kebutuhan akan sapi dan daging sapi sehingga tidak membutuhkan banyak pasokan dari luar. “Daging sapi yang beredar di Wonogiri tidak ada yang berasal dari Sragen. Kebanyakan dipenuhi dari Wonogiri sendiri dan sebagian kecil dari Boyolali. Tapi pasokan dari Boyolali juga terus menurun. Dari sebelumnya 4-5 kuintal per hari, setelah ada kasus antraks tinggal 1,5 kuintal per hari,” jelas Rully.
Ditambahkan Kabid Peternakan, Gatot Siswoyo, penurunan pasokan daging asal Boyolali juga merupakan imbas dari makin efektifnya operasi daging glonggongan. “Sebenarnya bisa dibilang, turunnya permintaan daging asal Boyolali di Wonogiri terjadi secara alamiah. Konsumen semakin sadar akan kesehatan daging, mahal sedikit tidak apa yang penting kualitasnya bagus. Sehingga lama kelamaan, daging sapi asal Boyolali yang kebanyakan semiglonggongan mulai ditinggalkan,” kata Gatot.
Menurut Gatot, daging sapi asal Boyolali sangat mudah dibedakan dengan daging sapi asli Wonogiri. Daging asal Boyolali itu bahkan hampir tidak bisa dibuat bakso.

Ujian Paket C Tunggu Kepastian Jadwal Dari Pusat

Sebanyak 11 siswa SMA telah terdaftar untuk ikut ujian Paket C di Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Wonogiri. Kendati demikian, jadwal ujian belum bisa dipastikan karena masih menunggu standar prosedur operasional dari pusat.
Keterangan yang diperoleh Espos dari Bidang PNFI, sebanyak 11 siswa yang mendaftar ujian Paket C. Rinciannya dari Wonogiri (3 siswa), Wuryantoro (1 siswa), Baturetno (1 siswa), Sidoharjo (5 siswa), ditambah satu siswa SMK asal Tirtomoyo. Hal ini mengejutkan karena sebagaimana diinformasikan, tingkat kelulusan SMK di Wonogiri 100%.
Usut punya usut, satu siswa SMK itu terpaksa didaftarkan ujian Paket C untuk antisipasi karena salah satu nilai mata pelajaran ujian nasional (UN)-nya belum keluar. Sebelumnya diinformasikan ada 14 siswa SMA yang dinyatakan tidak lulus. Dengan demikian masih ada empat siswa yang belum mendaftar ujian Paket C. Pendaftaran dibuka paling lambat Sabtu (28/5).
“Kami sudah menginstruksikan agar para penilik sekolah di daerah jemput bola, mendaftar para siswa yang tidak lulus. Ya inilah hasilnya,” kata Kasi Kesetaraan, Kriswantolo, mewakili Kabid PNFI, Djarot Kristanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (26/5).
Adanya salah satu nilai siswa yang belum keluar, dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Suparno. Ditemui terpisah di kantor Disdik, kemarin, Suparno mengatakan masih terus berupaya agar nilai tersebut bisa keluar.
“Kasihan kalau sampai tidak keluar. Kami sendiri heran, yang bersangkutan benar-benar ikut UN dan dinyatakan lulus tapi nilai salah satu mata pelajaran tidak muncul. Tapi saya yakin pasti ada. Kami akan terus menelusurinya,” kata Suparno.
Ditanya soal persiapan menjelang tahun ajaran baru, Suparno mengimbau seluruh sekolah negeri agar mematuhi kuota penerimaan siswa baru per kelasnya. Sudah ada aturan yang jelas, untuk RSBI baik SD maupun SMP, kuota penerimaan siswa per kelas maksimal 30 orang, untuk SSN dan rintisan SSN maksimal 32 orang per kelas.
Penjelasan ini sekaligus sebagai ralat atas pemberitaan sebelumnya yang menyatakan kuota penerimaan siswa baru di seluruh sekolah negeri maksimal 40 siswa per kelas. Menurut Suparno, kuota maksimal 40 siswa per kelas tidak untuk semua sekolah. “Jadi untuk pemerataan dan pemenuhan unsur keadilan di antara sekolah negeri dan swasta, diharapkan semua sekolah mematuhi aturan mengenai kuota itu,” katanya.

LSM Ancam Kembali Gugat Pemkab Wonogiri Soal Panggung

Lama tak ada perkembangan, masalah keberadaan panggung di ujung utara Lapangan Giri Krida Bakti depan Rumah Dinas Bupati Wonogiri kembali dipertanyakan.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jeritan Rakyat (Jerat), Hartono bahkan mengancam akan kembali menggugat Pemkab jika masalah itu tidak segera diselesaikan.
Kepada wartawan, Kamis (26/5/2011), Hartono mengatakan saat ini gugatan yang dilayangkannya terhadap pemohon izin mendirikan bangunan (IMB) panggung tersebut, Sugeng Budiono, sudah hampir selesai.
Antara dirinya selaku penggugat dengan pihak tergugat sudah tercapai kesepakatan. Sidang terakhir berupa penyampaian putusan atas perkara itu dijadwalkan Selasa (31/5/2011).
“Ada lima poin yang kami sepakati. Poin terpenting adalah pihak tergugat menyatakan ada kesalahan prosedur saat mengajukan permohonan IMB panggung. Tergugat juga mengatakan tidak akan mengajukan permohonan lagi dan tidak akan mempermasalahkan jika panggung dibongkar,” jelas Hartono, yang memang sejak awal tidak berhenti mempersoalkan panggung itu.

Rawan Gangguan, Fasilitas Hotspot Di 11 titik Dicabut

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Solo akhirnya mencabut akses internet gratis di sejumlah ruang publik di wilayah itu. Fasilitas hotspot di area publik berbasis Internet Service Protocol (ISP) tersebut selanjutnya diganti oleh penyedia akses internet end-to-end.

Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pernah menyediakan sarana hotspot di sebelas titik di sepanjang city walk Jl Slamet Riyadi, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dan Taman Air Tirtonadi. Namun belakangan, fasilitas itu dicabut lantaran diketahui kerap disalahgunakan, rawan kriminalitas dan terjadi pencurian perangkat keras. ”Ada beberapa evaluasi yang kami lakukan untuk pemasangan fasilitas free hotspot tersebut,” ujar Kasi Piranti Keras dan Lunak Diskominfo Solo, Isnan Wihartanto saat ditemui, Kamis (26/5).
Isnan menjelaskan pihaknya mencabut 11 titik hotspot di citywalk lantaran perangkat keras penunjangnya rawan dicuri. Sejauh ini, lima unit perangkat yang terdiri dari microtic, grade dan antena omni diketahui hilang. Pencabutan itu, menurutnya, terpaksa dilakukan karena pemasangan sistem hotspot di area tersebut bersistem paralel. ”Jadi kalau satu titik putus mempengaruhi lainnya. Sehingga kami ambil lagi semua perangkatnya sekalian sekaligus mengantisipasi pencurian,” jelasnya.
Di lokasi lain, yaitu TSTJ yang berdekatan dengan tempat indekos mahasiswa, sinyal wifi justru disedot oleh kalangan mahasiswa sementara pemanfaatannya di ruang publik sepi. Sementara pemanfaatan di Taman Air Tirtonadi justru rawan mengundang aksi kriminalitas. ”Kalau di Taman Air Tirtonadi lokasinya berdekatan dengan terminal. Ada kekhawatiran masyarakat jika komputer jinjing maupun perangkat konektivitas wifi mereka dirampas,” imbuhnya.
Saat ini akses internet gratis hanya tersedia di lima kawasan, seperti di pintu masuk Stadion Manahan, Taman Air Balekambang, Pasar Ngarsopuro, Taman Sriwedari dan Pasar Panggungrejo.
Diakui Isnan, tahun ini anggaran yang tersedia di Diskominfo untuk menunjang kegiatan teknologi informasi sangat terbatas. Tahun ini, dana penunjang kegiatan itu hanya Rp 45 juta. Angka ini jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 50 juta pada 2010 dan Rp 200 juta pada 2009. Sementara dana yang dibutuhkan untuk penataan sistem informasi di lingkungan Pemkot dan di ruang publik mencapai Rp 1 miliar.

Soal Tower, Warga Wonokarto Datangi Dewan DPRD

Sebanyak 30 KK Dusun Sambirejo RT 2 RW XIII, Desa Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, mendatangi DPRD, Rabu (25/5). Kedatangan tersebut untuk menolak rencana pembangunan tower Base Transceiver System (BTS) salah satu seluler di dusun setempat.
Kepala Desa Wonokerto, Suyanto kepada Joglosemar mengatakan hanya tiga warga yang menolak yang berada di dalam radius tersebut. Sementara yang lain setuju, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Namun pemandangan lain terlihat saat hearing berlangsung. 
“Saya beranikan diri pak. Saya Sunarno, Ketua RW. Tadi dikatakan (oleh Kepala KPPT) ada 70 KK yang setuju dan mengirim tanda tangan ke KPPT. Dan saya sudah tanda tangan, saya nyatakan tidak pernah tanda tangan,” tegas Sunarno kepada anggota dewan.
Dalam hearing yang melibatkan warga masyarakat setempat dengan dihadiri Anggota Komisi A, Plt Camat Wonogiri, LSM, Satpol PP, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Kepala Desa, Ketua RT dan RW, sepakat untuk diadakan sosialisasi ulang. Termasuk mendatangkan PT Java Indoku sebagai pelaksana proyek.
Sekretaris Komisi A Samino yang memimpin hearing mengatakan sebenarnya tidak harus sampai ke dewan. Visi dan misi Wonogiri pro investasi dikhawatirkan akan terhambat. Karena hal-hal semacam ini bisa membuat investor yang hendak masuk enggan.

Aksi Densus 88 Justru Munculkan Bibit Baru Teroris

Operasi penggrebekan sarang teroris yang kerap kali dilakukan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri dinilai sudah menimbulkan kegelisahan masyarakat. Apalagi pascatewasnya, pedagang angkringan, Nur Iman, yang menjadi korban saat beku tembak antara tim Densus 88 dan teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, istri para teroris di Depok juga mengaku mendapatkan perlakuan kasar saat rumah mereka digeledah oleh tim Densus 88. Salah satunya dengan mengunci mereka di kamar ataupun menodongkan senjata api.

Menanggapi hal itu, Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Andi Wijayanto menilai tim Densus 88 bisa saja disebut melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Seharusnya, kata dia, para istri teroris bisa melaporkan hal itu sebagai pelanggaran HAM.

“Penggerebekan teroris adalah operasi intelejen, ketertutupan jadi syarat utama, jadi tak perlu surat penangkapan. Namun, mereka bisa jadi melanggar HAM, para istri teroris bisa diberikan kesempatan untuk melaporkan," katanya dalam Seminar Terorisme Pasca Kematian Osama Bin Laden di Kampus UI, Depok, Rabu (25/05/11).

Andi menambahkan, perilaku Densus 88 yang seperti itu pasti akan menimbulkan dendam di hati keluarga. Dan tentunya akan menimbulkan bibit teroris baru.

“Tidak hanya saat ditangkap, apa yang terjadi pada istri dan anak setelah suami ditangkap tak diperhatikan negara, justru akan menjadi bibit-bibit baru," tegasnya.

Selain itu, ia meyakini bahwa internal Densus 88 pasti sudah melakukan pengawasan terkait mekanisme penggerebekan terorisme. Salah satunya dengan menerapkan sanksi internal.

“SOP nomor 1, pasti tak bahayakan Densus, lalu sterilisasi amankan warga, kalau tidak steril, harusnya penggerebekan dibatalkan, saat ini pengawasan internal provost, saya pikir kalau kegelisahan muncul di masyarakat, pengawasan harus dipikirkan, sanski internal pasti dilakukan misalnya anggota Densus digeser atau dimutasi," tandasnya.

Pemkab Wonogiri Didesak Urus Status Tanah WGM

Belum adanya bukti hitam di atas putih mengenai pelimpahan hak pakai tanah dari Perum Jasa Tirta (PJT) ke Pemkab Wonogiri diketahui menjadi akar permasalahan yang menghambat terbitnya izin mendirikan bangunan (IMB) proyek waterboom di objek wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur (WGM).
Terkait itu, Pemkab didesak secepatnya memproses pelimpahan hak pakai itu. Selain itu, ada pula yang meminta Pemkab tegas menghentikan proses pembangunan waterboom yang tengah berjalan karena pembangunan tanpa IMB dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk bagi masyarakat.
“Pemkab di sini harus tegas harus ada IMB dulu baru boleh membangun. Jika tidak, bisa memberikan contoh buruk bagi masyarakat. Sebab, ada unsur diskriminasi di sini. Warga saja mau membangun tidak diperbolehkan jika belum mengantongi IMB. Tapi untuk proyek semacam ini diperbolehkan,” ujar Anggota Komisi A DPRD, Sutrisno, kepada wartawan, Rabu (25/5/2011).