Mengenang bencana alam gempa bumi yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah lima tahun silam, sedikitnya ada 33 rumah sakit yang ada di Yogyakarta mengadakan simulasi penanggulangan gempa bumi. Acara simulasi ini dilakukan di RS Jogja, Jalan Wirosaban No 1 Yogyakarta.
“Tahun lalu, kami memang punya rencana simulasi rancangan penanganan bencana, namun belum pernah kami realisaikan. Baru bisa terlaksana tahun ini,” kata Direktur Utama RS Jogja, Sri Aminah, Sabtu (28/5/2011).
Menurut undang-undang, lanjut dia, seluruh rumah sakit harus menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana alam. Dengan diadakan simulasi bencana alam ini, akan ada tinjauan kembali bagaimana rumah sakit dapat secara cepat dan tanggap menolong para korban bencana dengan mengedepankan fasilitas dan layanan yang tetap bagus.
“Misalnya, bagaimana listrik harus terus hidup dalam keadaan darurat. Kemudian kebutuhan logistik dan peralatan juga harus siap saat menanggani pasien. Ada juga jalur evakuasi khusus dalam rumah sakit untuk mengeluarkan pasien dari dalam rumah sakit,” katanya
Dia menambahkan, penanganan bencana tetap harus membutuhkan koordinasi beberapa sektor dan bukan hanya instansi rumah sakit saja. Ada pihak lain turut memberi materi dalam simulasi bencara ini, yakni dari Dinas Kesehatan DIY dan Badan Koordiansi Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta.
“Kita tetap harus bagus menangani pasien meski bencana terjadi bencana alam seperti Mei tahun 2006 silam,”ujarnya.
“Tahun lalu, kami memang punya rencana simulasi rancangan penanganan bencana, namun belum pernah kami realisaikan. Baru bisa terlaksana tahun ini,” kata Direktur Utama RS Jogja, Sri Aminah, Sabtu (28/5/2011).
Menurut undang-undang, lanjut dia, seluruh rumah sakit harus menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana alam. Dengan diadakan simulasi bencana alam ini, akan ada tinjauan kembali bagaimana rumah sakit dapat secara cepat dan tanggap menolong para korban bencana dengan mengedepankan fasilitas dan layanan yang tetap bagus.
“Misalnya, bagaimana listrik harus terus hidup dalam keadaan darurat. Kemudian kebutuhan logistik dan peralatan juga harus siap saat menanggani pasien. Ada juga jalur evakuasi khusus dalam rumah sakit untuk mengeluarkan pasien dari dalam rumah sakit,” katanya
Dia menambahkan, penanganan bencana tetap harus membutuhkan koordinasi beberapa sektor dan bukan hanya instansi rumah sakit saja. Ada pihak lain turut memberi materi dalam simulasi bencara ini, yakni dari Dinas Kesehatan DIY dan Badan Koordiansi Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta.
“Kita tetap harus bagus menangani pasien meski bencana terjadi bencana alam seperti Mei tahun 2006 silam,”ujarnya.
0Awesome Comments!