Markas Besar (Mabes), merilis lima buronan terduga teroris jaringan bom bunuh diri M Syarif. Dari lima buronan tersebut, dua di antaranya Yadi Al Hasan alias Abu Fatih alias Vijay dan Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian diduga terkait kasus bom molotov Klaten.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan bahwa kelima orang yang paling dicari polisi itu di antaranya Yadi Al Hasan alias Abu Fatih alias Vijay yang memiliki keterlibatan pelaku bom Klaten, memberikan perintah pelatihan perakit bom bunuh diri. Selain itu, Ahmad Yosepa Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo alias Hayat yaitu termasuk pelaku yang siap untuk bom bunuh diri. Beni Asri yang diduga membawa sisa-sisa bom, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian terkait kasus bom Klaten dan memberikan pelatihan para pelaku bom bunuh diri. Terakhir, Heru Komarudin yang merupakan ahli perakit bom.
“Saya mengimbau pada lima orang ini untuk menyerahkan diri. Kami pun berharap bantuan informasi masyarakat kepada polisi,” kata Anton dalam jumpa pers di Markas Polresta Cirebon seperti dikutip Vivanews, Kamis (19/5).
Selain itu, polisi juga tengah mencari bukti-bukti senjata yang diduga digunakan untuk aksi teror lagi. Daftar Pencarian Barang (DPB) di antaranya 15 bom pipa aktif beserta rangkaian elektroniknya serta berbagai jenis senjata api laras panjang.
Menurut Anton, pelaku bom bunuh diri di Masjid Az Dzikro Muhammad Syarif Astanagarif (32), beserta kelompoknya telah menyiapkan 22 bom rompi. Hingga kini polisi masih mencari 15 bom rompi yang disiapkan kelompok itu. “M Syarif beserta 15 orang tersangka lainnya telah membuat 22 bom rompi di dua tempat yaitu di rumah mertua M Syarif di Majalengka dan di rumah kontrakan Ishak Adriana di Cirebon,” katanya.
Anton mengatakan, masing-masing rompi diisi tujuh hingga delapan bom pipa. Satu bom rompi telah diledakkan M Syarif saat melakukan bunuh diri dan tujuh bom lainnya telah ditemukan. “Sisa 15 bom rompi masih dicari,” katanya.
Selain itu, polisi berhasil menemukan telepon seluler milik M Syarif yang telah dibuang di Sungai Soka, Cirebon. Ia diduga merekam sebelum melakukan aksinya.
“Kita berhasil menemukan handphone tersangka yang dibuang dan sudah terendam selama satu minggu di sungai,” ujar seorang anggota kepolisian saat memutar video rekaman tersebut di Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Kamis (19/5).
Syarif merekam dengan Ponsel Nokia 2730 classic. Dalam ponsel tersebut terdapat memory card 1 GB yang berisi 36 video. Dari 36 video, hanya tiga video yang diputar oleh polisi dalam jumpa pers tersebut. Kualitas gambar dan suara yang minim membuat pesan yang disampaikan Syarif terdengar samar. Inilah pesan Syarif yang berhasil ditranskrip oleh wartawan. “Salam kepada Noordin M Top yang pernah datang ke mimpi saya mengajak saya berjihad bergabung di dalam pasukkannya. Saya pernah bermimpi bertemu dengan ustad Osama bin laden,” ujar Syarif dalam videonya.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan bahwa kelima orang yang paling dicari polisi itu di antaranya Yadi Al Hasan alias Abu Fatih alias Vijay yang memiliki keterlibatan pelaku bom Klaten, memberikan perintah pelatihan perakit bom bunuh diri. Selain itu, Ahmad Yosepa Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo alias Hayat yaitu termasuk pelaku yang siap untuk bom bunuh diri. Beni Asri yang diduga membawa sisa-sisa bom, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian terkait kasus bom Klaten dan memberikan pelatihan para pelaku bom bunuh diri. Terakhir, Heru Komarudin yang merupakan ahli perakit bom.
“Saya mengimbau pada lima orang ini untuk menyerahkan diri. Kami pun berharap bantuan informasi masyarakat kepada polisi,” kata Anton dalam jumpa pers di Markas Polresta Cirebon seperti dikutip Vivanews, Kamis (19/5).
Selain itu, polisi juga tengah mencari bukti-bukti senjata yang diduga digunakan untuk aksi teror lagi. Daftar Pencarian Barang (DPB) di antaranya 15 bom pipa aktif beserta rangkaian elektroniknya serta berbagai jenis senjata api laras panjang.
Menurut Anton, pelaku bom bunuh diri di Masjid Az Dzikro Muhammad Syarif Astanagarif (32), beserta kelompoknya telah menyiapkan 22 bom rompi. Hingga kini polisi masih mencari 15 bom rompi yang disiapkan kelompok itu. “M Syarif beserta 15 orang tersangka lainnya telah membuat 22 bom rompi di dua tempat yaitu di rumah mertua M Syarif di Majalengka dan di rumah kontrakan Ishak Adriana di Cirebon,” katanya.
Anton mengatakan, masing-masing rompi diisi tujuh hingga delapan bom pipa. Satu bom rompi telah diledakkan M Syarif saat melakukan bunuh diri dan tujuh bom lainnya telah ditemukan. “Sisa 15 bom rompi masih dicari,” katanya.
Selain itu, polisi berhasil menemukan telepon seluler milik M Syarif yang telah dibuang di Sungai Soka, Cirebon. Ia diduga merekam sebelum melakukan aksinya.
“Kita berhasil menemukan handphone tersangka yang dibuang dan sudah terendam selama satu minggu di sungai,” ujar seorang anggota kepolisian saat memutar video rekaman tersebut di Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Kamis (19/5).
Syarif merekam dengan Ponsel Nokia 2730 classic. Dalam ponsel tersebut terdapat memory card 1 GB yang berisi 36 video. Dari 36 video, hanya tiga video yang diputar oleh polisi dalam jumpa pers tersebut. Kualitas gambar dan suara yang minim membuat pesan yang disampaikan Syarif terdengar samar. Inilah pesan Syarif yang berhasil ditranskrip oleh wartawan. “Salam kepada Noordin M Top yang pernah datang ke mimpi saya mengajak saya berjihad bergabung di dalam pasukkannya. Saya pernah bermimpi bertemu dengan ustad Osama bin laden,” ujar Syarif dalam videonya.
0Awesome Comments!