Terduga buronan teroris, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian yang dirilis Mabes Polri diketahui warga Waringinrejo, Cemani, Grogol. Orangtuanya yang kaget anaknya masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), melapor ke Polsek Grogol, Kamis (19/5), sore.
Kapolres Sukoharjo AKBP Pri Hartono EL membenarkan adanya laporan dari orangtua Nanang. “Setelah melihat anaknya masuk dalam rilis DPO polisi langsung melaporkan ke Polsek. Setelah mendapatkan laporan, kami langsung mendatangi rumahnya,” kata AKBP Pri Hartono EL.
Kemudian, saat dimintai keterangan orangtua Nanang, Lilik Hadi Suprapto, warga Waringinrejo RT 5 RW XXI, Cemani mengaku sejak pertengahan 2010 anaknya sudah meninggalkan rumah. Bahkan sampai saat ini, keluarganya belum pernah dihubungi atau menjalin kontak dengan Nanang. “Semenjak kepergiannya tersebut belum ada kabar lagi sampai saat ini,” katanya.
Menyinggung mengenai adanya penggeledahan rumah Nanang, Kapolres menegaskan tidak ada penggeledahan sama sekali apalagi mendapati barang bukti.
“Sampai saat ini, baik Polres maupun Polsek belum pernah melakukan penggeledahan sama sekali. Karena kasus ini terkait teroris sehingga yang berwenang melakukan penggeledahan rumah adalah Densus 88,” jelas Kapolres.
Sementara itu, saat ditemui di rumahnya, Lilik enggan berkomentar terkait laporan di Polsek Grogol. Lilik di kampungnya sebagai Ketua RT setempat yang baru diemban selama sebulan.
“Iya benar, Nanang memang anak saya sendiri. Kalau keterangan lainnya silakan tanya ke polisi,” jawabnya Lilik dengan singkat saat ditemui di rumahnya yang di tembok depan terpasang papan nama Ketua RT 5, itu.
Ketua RW XXI, Suyoto mengaku belum tahu mengenai soal Nanang yang buronan terkait jaringan teroris. Namun, ia mengakui jika Nanang merupakan warga asli Desa Cemani, Grogol. “Nanang memang sudah lama tidak tampak di rumah dan terakhir kali saya melihat dia sekitar empat bulan yang lalu,” jelasnya.
Sementara itu, Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menegaskan polisi masih mencari 15 bom pipa aktif beserta rangkaian elektroniknya dari jaringan teroris pelaku bom bunuh diri di Masjid Ad Dzikra di Mapolresta Cirebon. Diduga 15 bom pipa tersebut dibawa buronan teroris, Heru Komarudin.
“Ya di tangan DPO itu. Yang namanya Heru. Kita masih mencari,” ujarnya, Jumat (20/5).
Boy mengatakan hingga saat ini belum mengetahui target 15 bom pipa aktif tersebut akan diledakkan. Namun Boy meyakini targetnya adalah aparat kepolisian. “Kita baru tahu jika DPO itu tertangkap. Targetnya aparat kepolisian,” ujarnya.
Kapolres Sukoharjo AKBP Pri Hartono EL membenarkan adanya laporan dari orangtua Nanang. “Setelah melihat anaknya masuk dalam rilis DPO polisi langsung melaporkan ke Polsek. Setelah mendapatkan laporan, kami langsung mendatangi rumahnya,” kata AKBP Pri Hartono EL.
Kemudian, saat dimintai keterangan orangtua Nanang, Lilik Hadi Suprapto, warga Waringinrejo RT 5 RW XXI, Cemani mengaku sejak pertengahan 2010 anaknya sudah meninggalkan rumah. Bahkan sampai saat ini, keluarganya belum pernah dihubungi atau menjalin kontak dengan Nanang. “Semenjak kepergiannya tersebut belum ada kabar lagi sampai saat ini,” katanya.
Menyinggung mengenai adanya penggeledahan rumah Nanang, Kapolres menegaskan tidak ada penggeledahan sama sekali apalagi mendapati barang bukti.
“Sampai saat ini, baik Polres maupun Polsek belum pernah melakukan penggeledahan sama sekali. Karena kasus ini terkait teroris sehingga yang berwenang melakukan penggeledahan rumah adalah Densus 88,” jelas Kapolres.
Sementara itu, saat ditemui di rumahnya, Lilik enggan berkomentar terkait laporan di Polsek Grogol. Lilik di kampungnya sebagai Ketua RT setempat yang baru diemban selama sebulan.
“Iya benar, Nanang memang anak saya sendiri. Kalau keterangan lainnya silakan tanya ke polisi,” jawabnya Lilik dengan singkat saat ditemui di rumahnya yang di tembok depan terpasang papan nama Ketua RT 5, itu.
Ketua RW XXI, Suyoto mengaku belum tahu mengenai soal Nanang yang buronan terkait jaringan teroris. Namun, ia mengakui jika Nanang merupakan warga asli Desa Cemani, Grogol. “Nanang memang sudah lama tidak tampak di rumah dan terakhir kali saya melihat dia sekitar empat bulan yang lalu,” jelasnya.
Sementara itu, Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menegaskan polisi masih mencari 15 bom pipa aktif beserta rangkaian elektroniknya dari jaringan teroris pelaku bom bunuh diri di Masjid Ad Dzikra di Mapolresta Cirebon. Diduga 15 bom pipa tersebut dibawa buronan teroris, Heru Komarudin.
“Ya di tangan DPO itu. Yang namanya Heru. Kita masih mencari,” ujarnya, Jumat (20/5).
Boy mengatakan hingga saat ini belum mengetahui target 15 bom pipa aktif tersebut akan diledakkan. Namun Boy meyakini targetnya adalah aparat kepolisian. “Kita baru tahu jika DPO itu tertangkap. Targetnya aparat kepolisian,” ujarnya.
0Awesome Comments!