Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi menghibahkan delapan ekor kerbau bule keturunan Kiai Slamet kepada manajemen pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo, saat ditemui Espos di kompleks keraton, Selasa (24/5), mengemukakan proses pemindahan delapan ekor kerbau bule dari Sitihinggil Kidul menuju TSTJ tersebut tinggal menentukan hari. ”Surat resmi untuk menghibahkan delapan ekor kerbau bule sudah kami layangkan. Sekarang tinggal menentukan hari saja. Kemungkinan antara akhir Mei hingga awal Juni,” kata Winarno. Dengan status hibah itu, segala kebutuhan kerbau itu otomatis menjadi tanggung jawab pengelola TSTJ. Kendati berstatus hibah, keraton masih diperkenankan meminta seekor kerbau tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan upacara adat Mahesa Lawung yang biasa digelar di Alas Krendawahana. ”Pihak TSTJ sudah menyepakati hal itu. Mereka tidak keberatan jika sewaktu-waktu kami meminta seekor kerbau untuk ritual Mahesa Lawung,” terang dia.
Winarno mengakui jumlah kerbau bule yang dikandangkan di kompleks Sitihinggil Kidul mencapai 11 ekor. Namun begitu, kandang yang disiapkan di TSTJ hanya mampu memuat delapan ekor kerbau. ”Masih ada tiga ekor yang tak bisa ditampung di TSTJ. Rencananya, tiga ekor kerbau bule itu akan kami kandangkan di sebelah selatan Alun-alun Selatan,” katanya.
Rencananya, pemindahan delapan ekor kerbau bule itu akan diiringi dengan ritual khusus di kompleks keraton. Pemindahan delapan kerbau bule itu dilakukan menggunakan truk. ”Kalau berjalan kami khawatir kerbau itu justru tidak sampai tujuan. Kerbau-kerbau ini masih liar sehingga sangat riskan jika dibiarkan berjalan,” tandas dia.
Abdi Dalem Keraton Solo yang ditugaskan merawat kerbau bule, Utomo Gunadi meminta manajemen pengelola TSTJ bisa merawat kerbau-kerbau bule itu dengan baik. ”Adanya informasi bahwa satwa di TSTJ itu kurus-kurus membuat kami sempat khawatir. Jangan sampai kerbau-kerbau itu menjadi kurus hanya karena pasokan makanan berkurang,” harap Utomo yang akrab disapa Babe ini.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo, saat ditemui Espos di kompleks keraton, Selasa (24/5), mengemukakan proses pemindahan delapan ekor kerbau bule dari Sitihinggil Kidul menuju TSTJ tersebut tinggal menentukan hari. ”Surat resmi untuk menghibahkan delapan ekor kerbau bule sudah kami layangkan. Sekarang tinggal menentukan hari saja. Kemungkinan antara akhir Mei hingga awal Juni,” kata Winarno. Dengan status hibah itu, segala kebutuhan kerbau itu otomatis menjadi tanggung jawab pengelola TSTJ. Kendati berstatus hibah, keraton masih diperkenankan meminta seekor kerbau tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan upacara adat Mahesa Lawung yang biasa digelar di Alas Krendawahana. ”Pihak TSTJ sudah menyepakati hal itu. Mereka tidak keberatan jika sewaktu-waktu kami meminta seekor kerbau untuk ritual Mahesa Lawung,” terang dia.
Winarno mengakui jumlah kerbau bule yang dikandangkan di kompleks Sitihinggil Kidul mencapai 11 ekor. Namun begitu, kandang yang disiapkan di TSTJ hanya mampu memuat delapan ekor kerbau. ”Masih ada tiga ekor yang tak bisa ditampung di TSTJ. Rencananya, tiga ekor kerbau bule itu akan kami kandangkan di sebelah selatan Alun-alun Selatan,” katanya.
Rencananya, pemindahan delapan ekor kerbau bule itu akan diiringi dengan ritual khusus di kompleks keraton. Pemindahan delapan kerbau bule itu dilakukan menggunakan truk. ”Kalau berjalan kami khawatir kerbau itu justru tidak sampai tujuan. Kerbau-kerbau ini masih liar sehingga sangat riskan jika dibiarkan berjalan,” tandas dia.
Abdi Dalem Keraton Solo yang ditugaskan merawat kerbau bule, Utomo Gunadi meminta manajemen pengelola TSTJ bisa merawat kerbau-kerbau bule itu dengan baik. ”Adanya informasi bahwa satwa di TSTJ itu kurus-kurus membuat kami sempat khawatir. Jangan sampai kerbau-kerbau itu menjadi kurus hanya karena pasokan makanan berkurang,” harap Utomo yang akrab disapa Babe ini.
0Awesome Comments!