Pengusaha Solo Jajaki Perdagangan di Swiss

Kalangan pengusaha di Kota Solo Jawa Tengah berkesempatan menjajaki pasaran di Switzerland (Swiss). Negara berpanorama pegunungan Alpen tersebut membutuhkan produk agrobisnis dan perikanan yang umumnya ada di Indonesia.

Penawaran ekspansi dagang tersebut mengemuka saat Duta Besar Indonesia untuk Switzerland atau Swiss Djoko Susilo menemui Wali Kota Solo Joko Widodo dan kelompok pengusaha Solo yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Jumat 3 Juni 2011.

Kepada stakeholder perdagangan di Kota Solo, Djoko Susilo menawarkan kepesertaan pameran dagang di Swiss dalam program SIPPO (Swiss Import Promotion Organization).

"Indonesia termasuk negara prioritas bagi Swiss untuk menjalin kerja sama perdagangan. Hanya saja, stand untuk pameran bagi Indonesia selalu kosong," ujar Djoko di Loji Gandrung Solo, Jumat (3/6/2011).

Dikatakannya, Indonesia mendapat jatah lima stan pameran oleh SIPPO. Dalam penawarannya, ia membebaskan jenis dagangan untuk dipamerkan di Swiss, namun utamanya produk kerajinan, tekstil olahan dan mebel. Penawaran itu supaya neracaperdagangan Indonesia-Swiss kembali Aktif.

"Perdagangan kita defisit mencapai Rp2 triliun. Saya berharap pengusaha Solo berdagang di Swiss, apalagi bisa memangkas kerugian sampai 20 persennya," lanjutnya.

Meski demikian, Djoko meminta kapasitas produksi lokal bisa memenuhi pesanan di Swiss.