19 Warga Jumerto Sukoharjo Alami Diare Massal

Sebanyak 19 warga Dukuh Jumerto, Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter mengalami diare massal sejak Senin (30/5). Diduga diare disebabkan karena mengonsumsi hidangan soto dan pecel di acara hajatan warga setempat.
Informasi yang diperoleh Joglosemar menyebutkan Giyani, warga Dukuh Jumerto RT 2 RW III, menggelar syukuran atas kelahiran putranya, Minggu (29/5), malam. Ketika itu, mereka mengundang 30 orang dari warga setempat. Kemudian, tamu yang diundang disungguhi hidangan soto ayam dan sebagian makan pecel yang diantarkan ke rumah. 
Setelah mengonsumsi, warga mulai mengalami mual-mual dan diare, Senin (30/5).
Dari beberapa warga yang mengonsumsi tersebut, 19 orang di antaranya mengalami diare dirawat di Puskesmas II Nguter dan sebagian mengalami rawat jalan.
Andre (16), mengatakan setelah mengonsumsi makanan pecel pada Minggu (29/5), siang malamnya perut terasa mual dan perih. Kemudian keesokannya tidak kunjung sembuh langsung dibawa ke Puskesmas. Ketika itu, perawat menyatakan menderita diare. “Sebelumnya saya hanya menduga hanya terkena penyakit biasa. Namun, tidak kunjung sembuh akhirnya dibawa ke Puskesmas dan dinyatakan diare,” ujar Andre saat ditemui di Puskesmas II Nguter Celep, Selasa (31/5).
Hal sama juga dirasakan Utami (50). Menurut dia, saat mengonsumsi Minggu (29/5), pagi makanan pecel yang diberi tetangganya yang sedang menggelar hajatan langsung merasa mual malam harinya. Karena tidak kunjung sembuh langsung diperiksakan di Puskesmas dan ternyata menderita diare.
Dari temuan kasus penyakit diare massal tersebut, Puskesmas setempat langsung melakukan pemeriksaan. Pegawai Puskesmas, Murni mengatakan temuan penyakit diare secara bersamaan ini masih belum diketahui secara pastinya penyebabnya. Akan tetapi, dari banyaknya penderita awalnya memang memakan makanan hidangan soto ayam dan pecel dari acara hajatan.
“Puskesmas kesulitan mencari sebab munculnya penyakit diare yang diderita warga. Karena sampai saat ini makanan soto dan pecel sudah tidak ada lagi,” ujarnya Murni
Selain itu, dari banyaknya warga yang memakan hidangan hajatan tidak semua terkena diare. Bahkan dari tuan rumah yang punya hajatan tidak menderita diare. “Apalagi kalau keracunan, biasanya setelah mengonsumsi langsung merasakan sakit. Akan tetapi ini beda mereka merasakan sakit setelah selang sehari,” paparnya.
Camat Nguter Setyo Adi Nugroho menambahkan belum ada kejelasan apa penyebab diare itu. Sebab, jika karena makan dari pemilik rumah yang punya hajat, kenapa yang datang tidak kena semua. “Sebanyak 30 orang diundang dalam acara hajatan dan tidak semua merasakan sakit diare,” katanya.